Wislah.com - Pusat Referensi Pilihan

10 Penelitian Tentang Ekonomi Digital, Referensi Penelitian Relevan (Terdahulu) Proposal, Skripsi, Tesis, Disertasi dan Jurnal Ilmiah

Gravatar Image

Penelitian Tentang Ekonomi Digital | Kualitatif | Kuantitatif | Penelitian Relevan (Terdahulu) | Proposal Penelitian | Skripsi | Tesis | Disertasi | Jurnal Ilmiah | Hasil Penelitian |

Di bawah ini adalah sejumlah Penelitian Tentang Ekonomi Digital yang diambil dari beberapa kampus di Indonesia. Penelitian tersebut menggunakan berbagai macam metode dan pendekatan penelitian, sehingga untuk kamu yang sedang mencari informasi tentang penelitian dengan tema serupa punya banyak pandangan.

Kumpulan Penelitian Tentang Ekonomi Digital, sangat bermanfaat sebagai sumber penulisan “ penelitian relevan ” (atau penelitian terdahulu) yang ada dalam proposal penelitian, agar penelitian yang akan dilakukan dapat menemukan hasil penelitian terbaru.

Penelitian Tentang Ekonomi Digital

Menciptakan kondisi yang mendukung ekonomi digital: studi kasus dari indonesia.

Dalam abstraksi terdapat informasi ini:

Ekonomi digital Indonesia diprediksi tumbuh mencapai US$124 miliar di tahun 2025. Dengan besarnya potensi valuasi dari ekonomi digital dan perkembangan inovasi belum diikuti dengan kerangka regulasi yang memadai. Menyadari hal itu, Center of Indonesia Policy Studies melakukan serangkaian penelitian dan advokasi untuk membahas mengenai langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mendukung ekosistem ekonomi digital di Indonesia. Dalam praktiknya, CIPS menggunakan buku panduan dari Center for International Private Enterprise (CIPE) untuk memetakan empat fokus utama seperti perlindungan konsumen, perlindungan data, keamanan siber, dan transaksi elektronik.

Digitalisasi Ekonomi Syariah

. Digitalisasi Ekonomi Syariah. Digitalisasi ekonomi syariah dapat merambah dalam berbagai aspek ekonomi baik ekonomi mikro maupun ekonomi makro. Sekarang ini peran digital sangat luar biasa, hampir semua perekonomian menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau digitalisasi, baik dalam mengemas produk ataupun dalam memasarkan produk, sehingga lebih mudah dan lebih cepat dalam distribusi informasi yang digunakan untuk membuat pertumbuhan ekonomi semakin cepat dan tiada batas dengan dukungan teknologi digital dan teknologi informasi. Teknologi informasi yang sudah merambah keindividu (personal) dapat mendukung era digitalisasi informasi dan komunikasi pada ekonomi konvensional maupun ekonomi syariah, teknologi tersebut sekarang sudah dalam genggaman tangan pengguna gadget seperti aplikasi mobile yang dapat diunduh dan dipasang dengan fitur mudah dimengerti oleh user. Demikian pula di dunia perbankan, dalam melakukan kegiatannya perbankan syariah bekerja sama dengan bidang teknologi informasi untuk membangun sistem informasi perbankan syariah dengan membuat aplikasi khusus (app) yang dapat mempermudah semua proses-proses transaksi yang ada diperbankan. Terbentuknya masyarakat digital akibat dari tersebut dipacu oleh perkembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat intensif di semua bidang baik ekonomi, pemasaran, keuangan, jasa, pendidikan dan sebagainya. Maka, digitalisasi terbentuk untuk memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi, sehingga perekonomian meningkat.

Penggunaan Pemasaran Digital (Digital Marketing) sebagai Pendukung Pengembangan Usaha pada Kelompok Pengrajin Anoa Art

Tujuan dari PKM ini adalah untuk mengatasi permasalahan mitra dengan menerapkan pemasaran digital dan menumbuhkan inovasi produk bernilai ekonomi sehingga produk kerajinan mereka dapat menjangkau target pasar yang luas. Melalui pendekatan partisipatif, pelaksanaan kegiatan dalam kelompok pengrajin secara bersama-sama berkolaborasi untuk mencari solusi dengan menggunakan metode pemasaran digital produk kerajinan. Kolaborasi menggunakan multistakeholder kampus, kelompok mitra, profesional, dan pemerintah dalam merumuskan dan mencari solusi permasalahan kelompok pengrajin di desa Pangan Jaya. Alhasil, dengan menggunakan pemasaran online melalui website, aplikasi pesan whatsapp, produk facebook dan instagram yang terjual meningkat signifikan dan pemasaran produk kerajinan telah menjangkau pasar yang lebih luas.

Financial Technologi : Gadai On Demand dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

Pembahasan dalam penulisan jurnal ini menitik beratkan kepada perkembangan teknologi secara signifikan dalam basis ekonomi. Hal ini menjadikan pegadaian syariah berupaya untuk menciptakan inovasi baru yang dikemas dalam fintech yang berbasis syariah. Dimana keberadaan fintech dirasa memiliki potensi besar dalam perkembangan ekonomi di era digital ini. Sehingga pegadaian syariah mengeluarkan produk baru yakni gadai on demand. Akan tetapi, kepastian hukum dalam perlindungan konsumen secara transksi digital belum diatur secara signifikan. Dalam hal ini, penulis memberikan interpretasi terkait perlindungan konsumen berdasarkan pendekatan hukum ekonomi syariah.

Model Bisnis Kolaborasi Literasi Digital Masa Depan

Integrasi persepsi model bisnis literasi digital kolaboratif secara historis berkembang pesat dalam jaringan sosial ekonomi yang menggabungkan kombinasi inovasi teknologi digitalisasi 4.0 baru. Metodologi penelitian, pendekatan sintesis, studi literatur, dan jurnal ekspresi tentang konsep model bisnis transformasi digital masa depan yang baru. Di mana rezim bisnis menggunakan alat interaktif untuk membuka jangkauan terluas dari Perusahaan rintisan multiguna yang seragam, fitur internet literasi digital memberikan pilihan kepada manajemen layanan pelanggan, membuat beragam kebutuhan pelanggan, ekspresi, pasokan alternatif barang dan layanan digital menjadi bervariasi. Jurnal ini bertujuan untuk mengimplementasikan model bisnis kolaborasi literasi digital. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa model bisnis menunjukkan bahwa rezim lingkungan kompetitif ada, tetapi mereka fokus pada kolaborasi start-up dengan berbagai prospek penilaian, termasuk keberlanjutan, pemeliharaan, orientasi teknologi, gesit, penciptaan nilai, dan keterlibatan pemangku kepentingan. . Selain itu, penulis memiliki keterbatasan teori yang tidak dapat sepenuhnya dideteksi dalam perkembangan e-commerce dan startup literasi digital saat ini. Penulis berharap untuk penelitian lebih lanjut tentang peran model bisnis kolaboratif dengan pemerintah dan Perusahaan industri di masa depan. penulis memiliki keterbatasan teori yang tidak dapat sepenuhnya dideteksi dalam perkembangan e-commerce dan startup literasi digital saat ini. Penulis berharap untuk penelitian lebih lanjut tentang peran model bisnis kolaboratif dengan pemerintah dan Perusahaan industri di masa depan. penulis memiliki keterbatasan teori yang tidak dapat sepenuhnya dideteksi dalam perkembangan e-commerce dan startup literasi digital saat ini. Penulis berharap untuk penelitian lebih lanjut tentang peran model bisnis kolaboratif dengan pemerintah dan Perusahaan industri di masa depan. Kata kunci: Strategi, Kolaborasi, model bisnis, literasi digital

Curriculum Vitae Digital: Analisis Pemasaran Desain Menggunakan SWOT (Inovasi Siswa Animasi SMK Negeri 2 Surabaya Menuju Ekonomi Kreatif )

Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan menjadi salah satu permasalahan yang dialami oleh Masyarakat utamanya oleh siswa lulusan SMK sederajad. Guna menunjukkan skill yang dimiliki dapat dilihat melalui Curriculum Vitae(CV) yang diajukan. Dari Kenyataan tersebut maka siswa membaca peluang USAha baru dengan membuat inovasi desain CV Digital yang dapat menarik Perusahaan dan diperjual belikan secara online. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman dari pemasaran produk CV Digital. Metode Penelitian berbentuk deskriptif kualitatif , menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui prospek pemasaran produk CV digital. Hasil dari analisis tersebut yaitu kelebihan dari CV Digital berbentuk software, dan menarik untuk dilihat, kekurangannya berada pada konten CV yang tidak semua dapat tersampaikan melalui gambar. Peluang dari CV Digital dapat diperoleh secara cepat dan dapat dipasarkan ke banyak wilayah melalui media social secara online, sedangkan kelemahan belum semua masyarakat menggunakan media berbasis digital online dalam seleksi penerimaan pekerjaan.

Dampak Ekonomi Digital 4.0 terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Era Pandemi Covid di Indonesia

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ekonomi syariah berbasis digital 4.0 di masa pandemi Covid-19. Dua hal yang menjadi fokus penulisan, antara lain: kualifikasi SDM ekonomi syariah berbasis digital 4.0 dan bagaimana meningkatkan kualitas SDM tersebut di masa pandemi Covid-19. Dalam rangka memenuhi SDM ekonomi syariah berbasis digital 4.0 baik secara kualitas maupun kuantitas, maka perlu memenuhi kualifikasi berupa soft skill dan hard skill. Soft skills berkaitan dengan pembentukan karakter, sehingga diperlukan keimanan, akhlak dan syariat yang akan diwujudkan dalam segala kegiatan yang dibingkai oleh sifat-sifat shiddiq, tabligh, amanah, dan fathonah. Sedangkan hard skills meliputi peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan ahli di bidangnya. Peningkatan kualitas SDM ekonomi syariah berbasis digital 4.0 di masa pandemi Covid-19, yaitu melalui sistem pendidikan nasional yang memadukan pembelajaran offline dan online, pendidikan formal dan informal, sosialisasi dan kampanye program pemerintah kepada masyarakat. Pelaksanaannya melalui jalur akademik dari berbagai jenjang atau vokasi atau profesi di semua lembaga pendidikan, sosial dan keagamaan, serta ekonomi dan keuangan Islam. Jalur akademik membutuhkan upaya baru untuk merespon digital 4.0 yaitu literasi digital dan literasi teknologi untuk mewujudkan SDM yang literat.

Pemanfaatan Digital Fundraising dalam Meningkatkan Penghimpunan Zakat di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi global bernama Corono virus disease (Covid-19) telah menimbulkan dampak yang siginifikan terhadap berbagai sektor kehidupan mulai dari kesehatan, pendidikan, sosial, politik dan ekonomi. Pada sektor perekonomian, pandemi ini telah menempatkan perekonomian dunia ke dalam tekanan yang sangat berat. Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang menjadi bagian dari sistem perekonomian ikut terdampak pandemi ini, terutama pada aspek penghimpunan zakat. Social distancing dan protokol kesehatan lainnya telah mengubah pendekatan fundraising zakat ke berbagai platform digital untuk mengurangi kontak fisik dan tatap muka secara langsung. Artikel ini membahas bagaimana LAZ memanfaatkan digital fundraising di masa pandemi ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap penghimpunan zakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara secara mendalam terhadap partisipan yang berasal dari LAZ, dan datanya dianalisis dengan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi ini telah mengubah pola kerja fundraising zakat, penghimpunan zakat dilakukan dengan mengoptimalkan platform-platform digital dan pemanfataannya berdampak sangat baik terhadap penghimpunan. Pandemi ini seharusnya menjadi momentum optimalisasi pemanfaatan digital fundraising seiring tren masyarakat yang condong pada transaksi-transaksi berbasis digital.

E-umkm: Aplikasi Pemasaran Produk UMKM Berbasis Android Sebagai Strategi Meningkatkan Perekonomian Indonesia

Indonesia saat ini tengah memasuki fase bonus demografi yang harus dimanfaatkan dengan baik. Proporsi penduduk muda dengan jumlah lebih dari dari 25% dari total sekitar 250 juta jiwa penduduk Indonesia, yang dikombinasikan dengan 59,2 juta unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) yang berkontribusi sebesar 61,41% terhadap Produk Domesti Bruto (PDB) nasional merupakan dua kekuatan besar ekonomi Indonesia. Namun dari jumlah tersebut 90% unit UMKM masih berjalan di ranah offline, padahal data bulan Januari tahun 2016 menyatakan bahwa potensi infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mencakup sekitar 90% dari populasi dengan lebih dari 126% tingkat penetrasi mobile dengan tingkat pengguna internet mencapai 51,8% dari total penduduk Indonesia. Untuk itu diperlukan strategi dan inovasi pengembangan UMKM di era ekonomi digital di Indonesia. Salah satunya, yaitu melalui E-UMKM, aplikasi pemasaran produk umkm berbasis android sebagai langkah prospektif meningkatkan perekonomian Indonesia. E-UMKM adalah aplikasi berbasis android yang dirancang untuk memasarkan produk UMKM Indonesia secara online dan terintegrasi sistem. Adapun tahapan yang harus dilakukan meliputi pendataaan, sertifikasi produk UMKM, pembuatan aplikasi,sosialisasi, hingga sistem pengiriman barang. Menghadapi tantangan ekonomi digital, Indonesia harus mempunyai strategi pemasaran dan kebijakan yang efektif, pembuatan aplikasi ini diharapkan dapat mengenalkan, mempromosikan, dan menjaga eksistansi UMKM Indonesia sehingga meningkatkan perekonomian nasional.

Peluang Dan Hambatan Pengembangan Usaha Mikro Pada Era Ekonomi Digital

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis peluang dan hambatan UsahaMikro dalam mengembangkan USAha di era ekonomi digital. Objek yang digunakan padapenelitian ini adalah USAha mikro di kota Palembang. Data yang digunakan adalah dataprimer yang dikumpulkan melalui wawancara pada beberapa pihak yang terkait, diantaranyaadalah dinas Industri dan Perdagangan, dinas Koperasi dan UMKM, dinas Komunikasi danInformasi dan pelaku USAha mikro di kota Palembang. Studi literatur juga dilakukan untukmemperkuat hasil yang didapatkan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa peluang untuk mengembangkan USAha mikro di era ekonomidigital ini sangat besar. Yang menjadi hambatannya adalah masih rendahnya keterampilansumber daya manusia dalam penggunaan teknologi infromasi.

Note: Informasi yang kamu dapatkan adalah informasi abstraksi dari penelitian tentang Ekonomi Digital. Untuk Selengkapnya kamu bisa klik link atau judul dari masing-masing daftar di atas.  

Related posts

Contoh Abstrak Skripsi Kualitatif

5 Contoh Abstrak Skripsi Kualitatif yang Baik dan Benar

Contoh Abstrak Skripsi Kuantitatif

10 Contoh Abstrak Skripsi Kuantitatif dan Cara Membuatnya

Penelitian Tentang Pembelajaran Daring

10 Penelitian Tentang Pembelajaran Daring, Referensi Penelitian Relevan (Terdahulu) Proposal, Skripsi, Tesis, Disertasi dan Jurnal Ilmiah

Penelitian Tentang Overthinking

10 Penelitian Tentang Overthinking, Referensi Penelitian Relevan (Terdahulu) Proposal, Skripsi, Tesis, Disertasi dan Jurnal Ilmiah

Penelitian Tentang Audit

10 Penelitian Tentang Audit, Referensi Penelitian Relevan (Terdahulu) Proposal, Skripsi, Tesis, Disertasi dan Jurnal Ilmiah

Penelitian Tentang Air Tanah

10 Penelitian Tentang Air Tanah, Referensi Penelitian Relevan (Terdahulu) Proposal, Skripsi, Tesis, Disertasi dan Jurnal Ilmiah

Wislah.com - Pusat Referensi Pilihan

  • GOOGLE NEWS
  • TANYA WISLAH

lpminvest

DAFTAR 10 ESAI TERBAIK NATIONAL ESSAY COMPETITION (NEC) 2019 LPM INVEST

' src=

Hidup Mahasiswa!

Dari 69 peserta yang mendaftar National Essay Competition (NEC) 2019 bertajuk “Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0”, telah dilakukan seleksi administrasi dan karya pada 21-27 April 2019 guna menentukan 10 esai terbaik yang lolos ke tahap “PRESENTASI”. Berikut 10 esai tersebut:

NO NAMA PERGURUAN TINGGI

JUDUL ESAI

1 Abdul Latif UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG amiraeatery.com : Katering Harian   , dan 
2 Ayu Nihlatun Ni’amah UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Perpustakaan Digital Menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas
3 Cavin Dennis T. S UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG Inovasi Q2R (Question, Read, Review) Melalui (CLU) Antisipasi  “P2P ” pada Mahasiswa Perspektif Peminjam
4 Danang Aji Saputro UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FLASH-CSA ( ) Inovasi Media Pembelajaran Sains dan Budaya Guna Meningkatkan Pengetahuan Siswa sebagai  dalam Melestarikan Kearifan Lokal Kota Semarang Studi Kasus Tantangan Era 
5 Filza Sigit Pratama UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA Pacocop : Alat Distilasi  Air Laut dengan Kombinasi Sistem  dan   sebagai Solusi Efektif Penyedia Air Bersi di Pulai Tihi Tihi, Kota Bontang, Kalimantan Timur
6 Miskat Muhamad UIN WALISONGO SEMARANG Aplikasi Android dan Website “Port Dewi” (Portal Desa Wisata) sebagai Pusat Informasi dan Promosi Desa Wisata
7 Muhammad Sabilal Muhajirin INSTITUT PERTANIAN BOGOR Maksimalisasi Program Melalui Sistem Pembangunan Dalam Pengembangan Wirausaha Pemula ( ) dan UKM menuju Perekonomian Revolusi Industri 4.0
8 Nabhan UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA E-Prime: Platform Berbasis Digital sebagai Sarana Pengembangan Asuransi Syariah Pertanian Guna Mewujudkan Pembangunan Sektoral Modern
9 Rohayatun N. F UNIVERSITAS PGRI SEMARANG BWM (Bumiayu Wage Mall) : Inovasi Aplikasi Jual-Beli Hewan Upaya Pemberdayaan Industri Lokal Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
10 Rohmawati Agustin IAIN TULUNGAGUNG Revitalisai Literasi Akademik di Era 

NB: Peserta 10 esai terbaik wajib melakukan registrasi ulang pada 28-29 April 2019  pukul 12.00 WIB dan mengikuti technical meeting (TM) pada 1 Mei 2019 . Info lebih lanjut hubungi Faiq (0895 1997 1600)

Berita Terkait

contoh essay tentang ekonomi digital

Rekomendasi untuk kamu

lpminvest.com– Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang melaksanakan kegiatan wisuda periode Agustus kepada Sarjana (S1)…

lpminvest.com- Rabu (21/08/2024) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar Sidang Senat Terbuka untuk pelepasan…

contoh essay tentang ekonomi digital

Welcoming party merupakan acara pasca PBAK yang diadakan DEMA FEBI UIN Walisongo yang berlangsung sangat…

contoh essay tentang ekonomi digital

lpminvest.com – Hari terakhir PBAK dilaksanakan pada Minggu, (11/08/2024) terdapat Expo Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)…

contoh essay tentang ekonomi digital

Expo Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) – Unit Kegiatan Khusus (UKK) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam…

contoh essay tentang ekonomi digital

lpminvest.com- Paper Mob Universitas Islam Negri (UIN) Walisongo Semarang sukses dilaksanakan pada hari pertama, Jum’at…

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

  • Pengetahuan Esensial
  • Kriptokurensi
  • Passive Income
  • Penghasilan Tambahan
  • Pinjaman Bank
  • Pinjaman Online
  • P2P Lending

Ekonomi Digital: Pengertian, Karakteristik, Tujuan & Contohnya

  • Juli 10, 2024
  • oleh Zahrah Firyal Salma

Ekonomi Digital

Beberapa tahun belakangan ini, perkembangan ekonomi semakin maju yang ditandai dengan adanya pemanfaatan teknologi digital. Ekonomi digital adalah kegiatan perekonomian yang dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mempermudah prosesnya.

Digitalisasi memberikan banyak dampak baik pada berbagai sektor karena mampu mengubah sesuatu yang biasanya dilakukan secara manual menjadi serba digital. Sehingga lebih efisien dari segi waktu, tenaga, maupun biaya.

Apa itu ekonomi digital? Yuk, baca penjelasan lengkap seputar ekonomi digital berikut ini!

Pengertian Ekonomi Digital

Ekonomi digital adalah seluruh kegiatan perekonomian yang memanfaatkan kecanggihan teknologi, yaitu internet dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Dengan memanfaatkan teknologi, seluruh proses di dalamnya bisa berjalan lebih cepat dan efisien.

Sebagai informasi, konsep mengenai hal tersebut pertama kali dikenalkan oleh Don Tapscott dalam bukunya yang berjudul The Digital Economy. Dalam buku tersebut, Don Tapscott menjelaskan bahwa digital economy adalah kegiatan ekonomi yang mengandalkan teknologi internet.

Ekonomi digital di Indonesia termasuk pesat perkembangannya. Ini terbukti dari PDB (Produk Domestik Bruto) tahun 2017 mencapai 7,3% padahal perkembangan ekonominya hanya sekitar 5,1% saja (dilansir dari situs resmi Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia ). Apabila dikelola dengan baik dan tepat, tentu prospeknya sangat menjanjikan untuk kemajuan perekonomian negara Indonesia.

Karakteristik Ekonomi Digital

Ekonomi digital sangat berbeda konsepnya dengan sistem klasik atau konvensional karena menggunakan bantuan teknologi canggih. Oleh karena itu, pahami karakteristiknya apabila ingin memenangkan persaingan .

Khususnya bagi sebuah bisnis, ini sangat penting. Di bawah ini merupakan 12 karakteristik ekonomi digital menurut Don Tapscott yang perlu diketahui.

  • Mendunia ( globalization)
  • Serba digital ( digitization )
  • Serba virtual ( virtualization )
  • Serba seketika ( immediacy )
  • Pengetahuan ( knowledge )
  • Terintegrasi ( integration atau internet working )
  • Tanpa perantara ( disintermediation )
  • Menjadi molekul kecil ( molecularization )
  • Menyatu ( convergence )
  • Produsen sekaligus konsumen ( prosumption )
  • Penuh inovasi ( innovation )
  • Perpecahan ( discordance )

Bagi perusahaan yang telah berkecimpung lama dalam dunia bisnis, perlu melakukan transformasi bisnis supaya tak kalah saing di era digital. Perubahan mendasar terutama dilakukan pada proses bisnis secara radikal.

Berbeda dengan perusahaan baru ( start up ), start up justru lebih mudah bersaing dalam digitalisasi ekonomi. Hal ini karena perusahaan baru dapat mengimplementasikan teknologi tanpa perlu melakukan transformasi besar-besaran pada proses bisnisnya.

Tujuan Ekonomi Digital

Ekonomi digital adalah kegiatan perekonomian dengan memanfaatkan internet dan kecerdasan buatan ( artificial intelligence ) sehingga mampu mempermudah perekonomian secara umum. 

Penerapan digitalisasi ini tentunya punya tujuan tersendiri, terutama di Indonesia. Ketahuilah apa saja tujuan ekonomi digital di bawah ini.

  • Memajukan perekonomian.
  • Mempermudah segala aktivitas bisnis maupun perusahaan secara lebih maksimal.
  • Mendukung terwujudnya ekonomi kreatif di Indonesia.
  • Meningkatkan pendapatan atau devisa negara.
  • Memperkuat ketahanan nasional.

Kelebihan dan Kekurangan Ekonomi Digital

Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa tujuan ekonomi digital adalah mendorong kemajuan ekonomi nasional. Dalam penerapannya, terdapat kelebihan dan kekurangan ekonomi digital itu sendiri. Simak penjelasannya berikut ini.

Kelebihan ekonomi digital

Digitalisasi ekonomi memiliki sejumlah kelebihan yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Ini beberapa kelebihannya.

1. Lebih efisien waktu

Salah satu kelebihannya, yakni lebih efisien dari segi waktu. Saat ini hampir semua aktivitas menggunakan teknologi, sehingga membuatnya semakin praktis dan serba cepat.

Masyarakat pun tak perlu membuang banyak waktu untuk mencapai tujuannya. Contohnya ketika hendak berbelanja pakaian, tidak perlu repot datang ke toko karena kini, siapapun bisa berbelanja secara online. Setelah melakukan pembayaran, cukup tinggal menunggu barang sampai ke rumah saja.

Ini terutama juga berlaku bagi operasional bisnis. Jika dulu hampir semua aktivitas memakai tenaga manusia, saat ini sebagian kegiatan operasional sudah bisa di- handle oleh sistem yang lebih canggih sekaligus otomatis. Tentunya hal ini lebih menghemat waktu.

2. Lebih efisien biaya

Adapun kelebihan ekonomi digital lainnya selain efisien waktu, juga efisien biaya. Ketika memanfaatkan tenaga manusia, perusahaan perlu mengeluarkan lebih banyak biaya untuk menggaji tenaga kerja. 

Berbeda jika sudah menerapkan sistem digitalisasi, hampir seluruh kegiatan operasional perusahaan memanfaatkan sistem untuk mempermudah pekerjaan. Dengan begitu, biaya produksi bisa lebih ditekan. 

Kecanggihan teknologi ini sifatnya jangka panjang. Sehingga, tetap menguntungkan perusahaan.

3. Informasi yang tersedia lebih banyak

Adanya internet mempermudah siapapun memperoleh informasi sesuai kebutuhan. Tak hanya mencari soal kebutuhan berbelanja, melakukan analisis kompetitor pun semakin mudah karena di internet tersedia beragam informasi.

Memanfaatkan internet bermanfaat terutama untuk memajukan bisnis. Informasi yang tersaji di dalamnya dapat digunakan untuk merancang strategi bisnis agar mampu bersaing di era digital.

4. Mengurangi hambatan

Mengikuti perkembangan ekonomi digital adalah proses penting. Adanya digitalisasi mengakibatkan perubahan secara besar-besaran, salah satunya mulai banyak bermunculan inovasi terbaru yang siap menantang perusahaan konvensional.

Digitalisasi ekonomi mempermudah masuknya perusahaan baru. Tak heran jika mulai banyak bermunculan hal-hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, misalnya layanan transportasi online, kegiatan belanja online, dan banyak lainnya. Apabila perusahaan konvensional ingin bersaing, maka harus mengubah proses bisnisnya.

5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Tak bisa dipungkiri, bahwa terdapat satu kelebihan lain akibat adanya digitalisasi ekonomi, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Digitalisasi menciptakan banyak lapangan pekerjaan karena mulai banyak berdiri perusahaan baru.

Banyak tersedianya lapangan pekerjaan secara efektif mampu mengurangi pengangguran. Dengan begitu, perekonomian negara pun semakin berkembang. 

Selain itu, pertumbuhan serta pembangunan ekonomi nasional juga dipicu dengan adanya investasi digital. Hal ini karena investasi merupakan komponen dalam pendapatan negara, yaitu Gross Domestic Product (GDP) dan Produk Domestik Bruto (PDB).

Kekurangan ekonomi digital

Meskipun memiliki sejumlah kelebihan, tentu digital economy mempunyai kekurangan. Simak apa saja yang menjadi kekurangan ekonomi digital di bawah ini.

1. Kurangnya keamanan berinternet

Salah satu dampak ekonomi digital adalah mampu membawa banyak perubahan dalam perekonomian negara. Sayangnya, hal tersebut kurang didukung dengan keamanan berinternet.

Kurangnya keamanan berinternet akibat masih maraknya cyber crime di Indonesia yang menyebabkan berbagai kasus pencurian data penting. Jika ingin mencapai ekonomi digital secara maksimal, peningkatan cyber security perlu dilakukan.

2. Sumber daya manusia (SDM) kurang memadai

Digital economy efektif dalam mengurangi pengangguran karena menyediakan lebih banyak lapangan kerja. Namun sayangnya, hal ini tidak didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.

Masih banyak masyarakat Indonesia gaptek (gagap teknologi) dan kemampuan literasi digitalnya rendah. Ini merupakan salah satu faktor yang membuat banyaknya SDM kurang mumpuni jika masuk ke perusahaan digital.

3. Regulasi belum optimal

Regulasi yang masih belum optimal merupakan kendala lainnya. Ini merupakan tantangan bagi setiap pihak yang terlibat kegiatan perekonomian. Apabila menginginkan kegiatan digital economy berjalan lancar dan maksimal, diperlukan regulasi untuk melindungi pihak-pihak yang terlibat.

Contoh Ekonomi Digital

Topik digital economy sebenarnya sangat luas. Supaya memahami bagaimana penerapannya, kami berikan contoh ekonomi digital di sekitar kita.

1. Belanja online

Contoh ekonomi digital yang paling sering kita temui, yaitu aktivitas belanja online. Sebelumnya, saat berbelanja harus langsung datang ke toko. Tetapi saat ini, kegiatan tersebut dipermudah dengan adanya e-commerce atau marketplace, seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan lainnya.

2. Aplikasi transportasi online

Contoh lainnya, yaitu adanya aplikasi transportasi online seperti GoJek, Grab, In Drive, dan Maxim. Adanya aplikasi tersebut mempermudah aktivitas masyarakat untuk bepergian maupun melakukan pesan antar makanan dan paket.

Memesan ojek pun tidak perlu repot datang ke pangkalannya. Pengguna cukup memesan melalui smartphone kemudian menunggu jemputan sampai.

3. Sistem pembayaran

Menariknya, digitalisasi membawa dampak baik perihal alat tukar yang semakin berkembang, yaitu uang. Dahulu, alat tukar masih berupa uang tunai. Tetapi saat ini siapapun sudah bisa menggunakan sistem cashless (non-tunai) untuk melakukan pembayaran.

Sistem pembayarannya pun bervariasi dan bisa dipilih sesuai kebutuhan. Macam-macam sistem pembayaran, misalnya e-wallet, e-money, virtual account, transfer bank.

Digitalisasi ekonomi memberikan banyak perubahan besar dalam perekonomian karena terdampak kecanggihan teknologi. Beradaptasi dengan teknologi sangat penting supaya dapat terus mengikuti perkembangan zaman serta mampu bersaing di era gempuran teknologi canggih.

Meskipun terdapat tantangan atau kekurangan dalam penerapannya, semoga hal tersebut di masa depan dapat teratasi. Dengan begitu, perekonomian di Indonesia bisa semakin menunjukkan kemajuan.

Zahrah Firyal Salma

Zahrah Firyal Salma

Zahrah Firyal Salma adalah seorang yang memiliki minat pada informasi edukasi tentang finansial, maupun memberikan informasi penting lainnya seputar produk keuangan.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

VIDA_2023-09

Agu 04, 2024

Ekonomi Digital: Pengertian, Contoh, dan Tantangannya

Ekonomi digital terjadi berkat infrastruktur digital yang semakin canggih. Apa itu ekonomi digital? Berikut pengertian, contoh, dan tantangannya.

Ekonomi Digital: Pengertian, Contoh, dan Tantangannya

Keberadaan ekonomi digital telah mempengaruhi lanskap kegiatan perekonomian di Indonesia. Menteri Keuangan memprediksi, nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai USD 70 miliar pada tahun 2021, dan transaksi pembayaran digital diperkirakan akan mencapai USD 1,2 triliun pada tahun 2025.

Adanya infrastruktur dan adaptasi teknologi yang tinggi, Indonesia memang berpotensi menjadi salah satu pemain utama ekonomi digital. Apa sebenarnya pengertian ekonomi digital? Apa saja contohnya di Indonesia? Berikut ulasannya.

Pengertian Ekonomi Digital

Ekonomi digital adalah bentuk ekonomi yang berfokus pada penggunaan teknologi digital untuk melakukan berbagai aktivitas ekonomi. Istilah ini mencakup semua transaksi ekonomi yang terjadi di internet, mulai dari e-commerce, fintech, hingga berbagai layanan online lainnya.

Ekonomi digital memungkinkan pertukaran barang, jasa, dan informasi melalui platform digital, yang didukung oleh teknologi seperti internet, cloud, Internet of Things (IoT), hingga AI.

Untuk menjadi ekonomi digital, berikut karakteristik yang harus dipenuhi:

  • Pengetahuan ( Knowledge )
  • Serba digital ( Digitization )
  • Serba virtual ( Virtualization )
  • Menjadi molekul kecil ( Molecularization )
  • Terintegrasi ( Integration/Internetworking )
  • Tanpa perantara ( Disintermediation )
  • Menyatu ( Convergence )
  • Penuh inovasi ( Innovation )
  • Produsen sekaligus konsumen ( Prosumption )
  • Serba seketika ( Immediacy )
  • Mendunia ( Globalization )
  • Perpecahan ( Discordance )

Baca juga: Mengenal Teknologi Digital

Manfaat dan Alasan Mengapa Ekonomi Digital Diciptakan

Ekonomi digital tercipta seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin memudahkan interaksi masyarakat dunia. Berikut manfaat dan alasan adanya ekonomi digital:

1. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas

Ekonomi digital memungkinkan proses bisnis berjalan lebih efisien dengan mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan operasional sehari-hari. Contohnya, menggunakan internet untuk mengelola perdagangan atau menggunakan kecerdasan buatan untuk mempercepat alur bisnis.

2. Memperluas Akses Pasar

Ekonomi digital memungkinkan bisnis menjangkau pasar yang lebih luas tanpa batasan geografis. Misalnya, internet memungkinkan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di daerah terpencil  untuk bersaing dengan perusahaan besar di pasar global.

3. Menghemat Biaya

Penggunaan teknologi digital dalam operasional bisnis dapat mengurangi biaya logistik, administrasi, dan pemasaran. Misalnya, digital marketing lebih hemat biaya dibandingkan dengan iklan tradisional seperti televisi atau media cetak.

4. Meningkatkan Inovasi

Ekonomi digital mendorong inovasi dengan menciptakan peluang baru untuk produk dan layanan. Teknologi digital memungkinkan pengembangan solusi yang lebih canggih dan efisien, serta mendorong perusahaan untuk terus berinovasi agar tetap kompetitif.

5. Mempermudah Akses Informasi

Penggunaan teknologi dalam ekonomi digital tak hanya seputar operasional bisnis, tetapi juga termasuk akses informasi. Konsumen, pemilik bisnis, investor, vendor dan pihak-pihak yang terlibat dapat mengakses seluruh informasi terkait dengan teknologi digital. Hal ini membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih cepat.

Baca juga: Perkembangan Internet dalam Menjaga Informasi

Contoh Ekonomi Digital

Berikut ini adalah contoh ekonomi digital yang sudah ada di Indonesia. Barangkali, beberapa diantaranya sudah pernah kamu lakukan.

1. E-Commerce

E-commerce adalah salah satu contoh utama dari ekonomi digital. Platform tempat berbelanja online memungkinkan konsumen untuk membeli berbagai produk secara online dengan mudah dan cepat.

Fintech adalah industri yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan layanan keuangan. Saat ini, fintech telah digunakan untuk berbagai transaksi keuangan mulai dari pembayaran, pengajuan pinjaman, manajemen investasi, hingga pengelolaan keuangan.

3. Layanan Streaming

Layanan streaming seperti Netflix, Spotify, dan YouTube merupakan bagian dari ekonomi digital yang menyediakan hiburan secara online. Konsumen dapat menonton film, mendengarkan musik, dan menonton video dari berbagai perangkat yang terhubung ke internet.

4. Transportasi Online

Aplikasi transportasi online adalah contoh lain dari ekonomi digital. Aplikasi ini menghubungkan pengguna dengan layanan transportasi, pengiriman makanan, dan berbagai layanan lainnya melalui platform digital.

5. Jasa Online

Ekonomi digital juga merambah penyediaan jasa secara online. Jasa seperti bersih-bersih rumah, homecare, dan perbaikan alat-alat rumah bisa dihubungi secara online berkat teknologi digital.

Tantangan Ekonomi Digital

Meski ekonomi digital telah menjadi bagian dari ekonomi masyarakat, ada sejumlah tantangan yang mesti diperhatikan.

1. Kesenjangan Digital

Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital. Kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok ekonomi yang berbeda, dapat menghambat pertumbuhan ekonomi digital secara menyeluruh.

2. Perubahan Budaya Kerja

Transformasi digital mengharuskan perubahan dalam budaya kerja. Budaya seperti jam kerja, lokasi kerja, hingga keterampilan kerja perlu diperhatikan. Perusahaan perlu memastikan bahwa karyawan memiliki kemampuan digital untuk beradaptasi dengan teknologi baru.

3. Regulasi dan Kepatuhan

Pemerintah harus mengembangkan regulasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital sambil melindungi kepentingan konsumen dan menjaga persaingan yang adil. Perusahaan juga harus mematuhi berbagai aturan dan regulasi yang berlaku di pasar digital.

4. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual 

Dengan berkembangnya ekonomi digital, perlindungan hak kekayaan intelektual menjadi semakin penting. Perusahaan harus memastikan bahwa inovasi dan produk mereka dilindungi dari pelanggaran hak cipta dan paten.

5. Keamanan Data dan Privasi

Salah satu tantangan terbesar dalam ekonomi digital adalah menjaga keamanan data dan privasi pengguna. Serangan siber, pencurian identitas, dan kebocoran data adalah ancaman yang harus diatasi oleh perusahaan dan pemerintah untuk melindungi informasi sensitif.

Baca juga: Contoh Kasus Penyalahgunaan Data Pribadi

Pencurian identitas dapat berimbas pada kerugian-kerugian lainnya. Bagi korban, identitasnya dapat digunakan orang lain untuk mendaftar pinjaman online atau rekening bank, bahkan membobol rekening bank milik korban. Sementara bagi layanan keuangan, pencurian identitas yang dialami korban dapat menimbulkan rusaknya reputasi hingga kerugian finansial.

Ekonomi digital membawa banyak manfaat dan peluang, tetapi juga menghadirkan sejumlah tantangan yang harus diatasi. Pencurian identitas dan kebocoran data sudah seharusnya menjadi perhatian jika ingin memaksimalkan ekonomi digital Indonesia.

Identitas pribadi pengguna tidak boleh dikompromikan oleh perusahaan. Gunakan sistem keamanan yang dapat melindungi proses pendaftaran hingga transaksi pengguna dalam ekosistem ekonomi digital. VIDA menyediakan sistem keamanan ini dengan solusi end-to-end mulai dari verifikasi, otentikasi, hingga tanda tangan digital. Sistem verifikasi dan otentikasi VIDA telah diperkuat dengan VIDA Deepfake Shield yang mencegah penipu deepfake mengakses data pribadi.

Latest Articles

Password: Pelindung atau Pintu Masuk Kejahatan Siber?

Password: Pelindung atau Pintu Masuk Kejahatan Siber?

Tahukah kamu bahwa penyebab serangan phishing dan social engineering adalah akar dari kebobolan password? Berikut ulasannya.

September 05, 2024

VIDA Luncurkan Identity Stack, Cegah 99,9% Penipuan Identitas di Indonesia

VIDA Luncurkan Identity Stack, Cegah 99,9% Penipuan Identitas di Indonesia

Peluncuran Identity Stack menunjukkan komitmen VIDA untuk melindungi proses bisnis di Indonesia dengan solusi pencegahan penipuan identitas...

Apa itu Teknologi Nano, Ciri-Ciri, dan Contoh Penerapannya

Apa itu Teknologi Nano, Ciri-Ciri, dan Contoh Penerapannya

Teknologi nano adalah jenis teknologi rekayasa material pada skala atom atau molekul, dengan tujuan menghasilkan struktur baru. Simak pemba...

Agustus 30, 2024

Template Homepage Layout

contoh essay tentang ekonomi digital

Ekonomi Digital :  The New Face of Indonesia’s Economy

 
bagikan berita ke :

Selasa, 29 Januari 2019 Di baca 44889 kali

contoh essay tentang ekonomi digital

Eddy Cahyono Sugiarto

(Asdep Humas Kemensetneg)

“Without change there is no innovation, creativity, or incentive for improvement. Those who initiate change will have a better opportunity to manage the change that is inevitable.”

– William Pollard

Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan signifikan terhadap  berbagai sendi kehidupan  manusia, kita kini dengan nyata dapat mencermati bagaimana perubahan tersebut menjadi fenomena dashyat yang yang tidak dapat dibendung, sepanjang  tahun 2018 yang baru saja kita lewati,  perusahaan-perusahaan dunia dan juga di Indonesia berlomba-lomba dalam melakukan inovasi untuk memenangkan persaingan pasar ditengah semakin ketatnya kompetisi.

Inovasi yang dilakukan diantaranya dilakukan dengan strategi transformasi digital,  melakukan perubahan menyeluruh atas setiap proses, kompetensi, dan model bisnis dengan implementasi teknologi digital, sejalan dengan rekomendasi berbagai lembaga riset global yang menjadikan  transformasi digital sebagai pengarusutamaan organisasi dalam memenangkan persaingan global.

Inovasi telah masif menjalar ke seluruh lini kehidupan ditengah dinamika relasi dunia yang semakin dinamis, terdapat beberapa perubahan radikal yang akhir-akhir ini terlihat bergerak sangat cepat, salah satunya melalui digitalisasi,  yang ditandai dengan ciri-ciri antara lain, berlakunya vertical networking , jaringan sudah tidak lagi memiliki sekat-sekat atau hierarki.

Vertical networking selanjutnya diikuti dengan horizontal integration sebagai bentuk kongkrit kolaborasi yang lebih mengedepankan output, inovasi yang inheren dengan digitalisasi, melahirkan fenomena baru dengan semakin masifnya konsep-konsep sharing economy , internet of things , e-commerce , finansial technology , artificial intelligence dalam berbagai bidang kehidupan, utamanya persaingan ekonomi.

Digitalisasi ekonomi terbukti telah membawa berbagai perubahan, dengan digital ekonomi setidaknya memberikan benefit dalam meraih efisiensi, efektivitas, penurunan cost production , kolaborasi, terkoneksinya satu pihak dengan pihak lain, oleh karena itu, transformasi digital ekonomi, sudah selayaknya dijadikan alternative solusi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru.

Konsep mengenai ekonomi digital pertama kali diperkenalkan oleh Don Tapscott ( The Digital Economy , 1995), yang bermakna keadaan sosiopolitik dan sistem ekonomi yang mempunyai karakteristik sebagai sebuah ruang intelijen, meliputi informasi, berbagai akses instrumen, kapasitas, dan pemesanan informasi.

Dalam ekonomi digital setidaknya terdapat 4 hal penting yang terkait dengan aktivitas ekonomi digital, dimana letak geografis tidak lagi relevan, adanya platform tertentu yang menjadi kunci utama dan berkembangnya jejaring kerja serta penggunaan big data.

Dalam perkembangan lebih lanjut, ekonomi digital menjadi fenomena baru yang semakin memiliki peran strategis dalam perkembangan ekonomi global, argumentasi ini terbukti bila kita mencermati laporan Huawei dan Oxford Economics yang berjudul Digital Spillover (2016) , size ekonomi digital dunia telah mencapai 11,5 triliun dollar atau berkisar 15,5 persen dari GDP dunia.

Besarnya konstribusi ekonomi digital terhadap size ekonomi digital ekonomi dapat dicermati dari perdagangan Online telah mengubah landscape ekonomi dunia sebagai “wajah baru” ekonomi global, mengacu pada laporan McKinsey (2018), setidaknya perdagangan online memiliki dampak di empat area. Pertama, financial benefits . Memberi manfaat ekonomi yang dahsyat bagi ekonomi suatu bangsa, misalnya Indonesia sebagai pasar terbesar untuk e-commerce di Asia Tenggara. Nilainya saat ini kurang lebih 2,5 milyar dollar dan diprediksi akan menjadi 20 milyar dollar di tahun 2022.

Kedua, job creation . Diperkirakan akan ada 26 juta pekerjaan baru di tahun 2022 akibat dari ekonomi digital ini yang kebanyakan dipengaruhi oleh perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Agaknya ini juga yang membuat Jack Ma membuat strategi agar Alibaba fokus pada UMKM di China.

Ketiga, buyer benefits . Ini bisa dilihat dari harga-harga di marketplace e-commerce yang biasanya lebih murah dari offline . Keempat, social equality . Ekonomi digital telah berdampak terhadap kesetaraan gender, inklusi layanan keuangan, pemerataan pertumbuhan dan masalah sosial lainnya.

Bagi Indonesia ekonomi digital memberikan harapan baru akan transformasi ekonomi yang diprediksi akan dapat menjadi prime mover ekonomi Indonesia, McKinsey menyebutkan bahwa ekonomi digital Indonesia sekarang hampir sama dengan China pada tahun 2010, berdasarkan indikator-indikator seperti penetrasi e-retail , GDP per kapita, penetrasi internet, pengeluaran ritel. Pada tahun 2017, nilai perdagangan online Indonesia mencapai 8 miliar dollar.

Capaian tersebut sekaligus menunjukan semakin diperhitungkannya Indonesia di Kawasan regional Asia Tenggara, dimana dari 8 Unicorn setengahnya berasal dari Indonesia, seperti Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Begitupun dengan nilai pendanaan yang didapat Indonesia dari venture capital selama tiga tahun ini mencapai 38 persen dari total pendanaan di Asia Tenggara.

Prospek Ekonomi Digital Indonesia

Ekonomi digital  terbukti mampu  memberikan kontribusi yang signifikan pada PDB Indonesia pada 2017   besarannya mencapai  7,3 persen, padahal pertumbuhan ekonomi  Indonesia  hanya 5,1 persen,  hal ini mengandung makna  bahwa ekonomi digital Indonesia  memiliki prospek  yang sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik  karena pertumbuhannya melebihi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Masa depan ekonomi digital Indonesia sepatutnya menjadi fokus kita bersama dalam membangun kolaborasi dalam mengoptimalkan nilai tambah ekonomi bila mencermati potensi ekonomi digital di Indonesia yang bisa mencapai USD 65 miliar pada 2022 sebagaimana prediksi Lembaga riset McKinsey & Company .

Selain itu, menurut data World Market Monitor , ekonomi digital diproyeksi menyumbang USD 155 miliar atau 9,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2025. Sumbangan itu terdiri atas peningkatan lapangan kerja senilai 35 miliar dolar AS atau 2,1 persen PDB serta mendorong produktivitas 120 miliar dolar AS atau 7,4 persen PDB.

Kita patut bersyukur ekonomi digital Indonesia bila dicermati dari salah satu pilarnya, menempati peringkat tertinggi dalam pertumbuhan E-commerce di dunia. Menurut PPRO, pertumbuhan E-commerce Indonesia mencapai 78%, jauh melampaui rata-rata pertumbuhan dunia yang hanya berada pada angka 14% dan Asia pada angka 28%.

Dalam perjalannya   kini kita dapat menyaksikan terdapat 4 star up bisnis Indonesia yang berhasil menyandang status unicorn , atau mencatatkan valuasi di atas USD 1 milyar yakni Gojek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka dan yang membanggakan, seluruhnya generasi milenial sebagai masa depan penggerak ekonomi Indonesia.

Berbagai capaian tersebut di atas, seyogyanya dapat menjadi  penambah semangat bagi para pemangku kepentingan di Indonesia dalam terus berkolaborasi menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan ekonomi digital, komitmen pemerintahan  Jokowi dalam pengembangan ekonomi digital telah dimulai dengan   dibatalkannya Daftar Investasi Negatif untuk e-commerce, penyesuaian atas kewajiban server berada secara fisik di Indonesia, pendekatan progresif terhadap pajak penjualan e-commerce serta dukungan dan perlindungan bagi perusahaan-perusahaan rintisan (start up),  

Kita tentunya berharap langkah-langkah terobosan tersebut perlu terus dikembangkan, utamanya dalam memastikan berkelanjutannya langkah-langkah kebijakan yang akomodatif dari pusat sampai dengan daerah yang bermuara kepada upaya memberikan proteksi terhadap pengembangan ekonomi digital di Indonesia.

Para pemagang otoritas diharapkan dapat menerapkan kebijakan secara light touch (tidak terlalu mengekang) dan safe harbour (tanggung jawab terpisah antara penyedia situs jual beli daring berkonsep marketplace dengan penjual yang memakai jasa mereka), sehingga inovasi akan memiliki ruang untuk berkembang dengan baik.

Pilihan strategi pengembangan ekonomi digital merupakan langkah tepat yang perlu terus didukung para pemangku kepentingan, mengingat potensi demografi yang kita miliki, dilihat dari    komposisi penduduknya, jauh lebih menguntungkan dibandingkan lima negara Asia lainnya dengan PDB besar, seperti China, Jepang, India, dan Korea.

Indonesia memiliki usia produktif mendominasi yang akan menjadi kekuatan dashyat bila dapat ditransformasi sebagai agen perubahan melalui ekonomi digital, data BPS menyebutkan sekitar 32% penduduk usia produktif pada 2016 adalah milenial. Generasi yang curious , interest, bahkan aktif berpartisipasi di pasar digital.

Disamping pemanfaatan bonus demografi, investasi di bidang information and communication technologies (ICT) seyogyanya perlu terus ditingkatkan, sehingga sejalan dengan struktur demografis, agar dapat menjadi modal Indonesia memanfaatkan teknologi dan era ekonomi digital untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pertumbuhan peran sektor dasar terhadap ekonomi yang terus berkurang dan sektor jasa terus meningkat menjadi indikasi kuat urgensi pengembangan ekonomi digital sebagai “wajah baru” ekonomi Indonesia.

Kita tentunya berharap dengan pembangunan SDM yang mulai dilakukan secara masif pada tahun 2019 ini, ini dapat diikuti dengan komitmen yang kuat dari para seluruh pemangku kepentingan untuk adaktif dalam mempersiapkan SDM yang andal, melalui perbaikan kurikulum, vokasi guna menghasilkan SDM yang andal dalam menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang ekonomi digital.

  • Konten Premium
  • BisnisIndonesia.id
  • Bisnismuda.id
  • Konten Interaktif
  • Bisnis Plus
  • Bisnisgrafik
  • Tv.Bisnis.com
  • Hypeabis.id

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

  • Entrepreneur
  • Bisnis Grafik
  • BisnisMuda.id

Ekonomi Digital: Manfaat, Karakteristik, Perkembangan, dan Tantangannya

Hana Fathina

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi digital adalah kegiatan perekonomian yang memanfaatkan bantuan internet dan kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence). Adanya perekonomian digital dapat memudahkan ekonomi secara umum. 

Perekonomian digital bisa merubah pola bisnis, dari yang awalnya serba dilakukan secara manual berubah menjadi secara otomatis. Pelaku bisnis bisa mengandalkan sistem untuk menjalankan usahanya. Kegiatan operasional yang biasanya memerlukan tenaga kerja saat ini bisa dilakukan oleh sistem. 

Perubahan kegiatan ekonomi menjadi serba online merupakan bukti nyata dari perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Banyak perusahaan startup yang terus berinovasi untuk memberikan pelayanan online kepada konsumennya. 

Manfaat Ekonomi Digital

Manfaat ekonomi digital tidak hanya terbatas pada penghematan biaya dan waktu, tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa manfaat tambahan dari ekonomi digital termasuk:

  • Peningkatan Efisiensi Operasional: Melalui integrasi sistem yang lebih efisien dan otomatis, perusahaan dapat mengoptimalkan proses operasional mereka, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi pemborosan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya secara lebih efektif dan fokus pada kegiatan inti yang dapat meningkatkan daya saing.
  • Peningkatan Akses Global: Ekonomi digital memungkinkan perusahaan untuk merambah pasar global tanpa harus memiliki kehadiran fisik di berbagai lokasi. Ini membuka peluang ekspansi yang luas bagi perusahaan kecil dan menengah serta mengurangi hambatan perdagangan internasional.
  • Inovasi Produk dan Layanan: Dengan adopsi teknologi digital, perusahaan dapat mengembangkan produk dan layanan baru yang lebih responsif terhadap kebutuhan konsumen dan tren pasar. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk tetap relevan dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
  • Peningkatan Pengalaman Konsumen: Dengan akses yang lebih mudah dan cepat melalui platform digital, konsumen dapat menikmati pengalaman yang lebih personal dan disesuaikan dengan preferensi mereka. Peningkatan interaksi langsung antara perusahaan dan konsumen juga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan umpan balik yang berharga untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan.
  • Penciptaan Peluang Kerja Baru: Pertumbuhan ekonomi digital menciptakan permintaan yang meningkat untuk tenaga kerja dengan keterampilan digital yang kuat. Ini mendorong pengembangan ekosistem pendidikan dan pelatihan yang lebih berorientasi pada teknologi dan memberikan peluang bagi generasi muda untuk mengembangkan karir di industri-in industri yang berkembang.
  • Peningkatan Kolaborasi dan Jaringan: Melalui platform digital, perusahaan dapat lebih mudah berkolaborasi dengan mitra bisnis, pemasok, dan pelanggan di seluruh dunia. Ini membuka pintu bagi kemitraan strategis yang lebih luas dan inovasi kolaboratif yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara kolektif.
  • Pengurangan Dampak Lingkungan: Dengan mengurangi kebutuhan akan transportasi dan konsumsi energi, ekonomi digital dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan dampak lingkungan negatif lainnya. Ini sejalan dengan pergeseran global menuju praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Contoh Ekonomi Digital di Indonesia

A. e-commerce:.

Platform e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan Lazada telah menjadi tulang punggung dari ekonomi digital Indonesia, memungkinkan masyarakat untuk membeli dan menjual berbagai produk secara online.

b. Ojek Online:

Layanan transportasi berbasis aplikasi seperti Gojek dan Grab telah mengubah cara orang berpergian di Indonesia. Selain layanan ojek, mereka juga menawarkan berbagai layanan lain seperti pengiriman makanan, pemesanan tiket, dan layanan keuangan.

  • Apa itu Sistem Ekonomi? Ini Fungsi, Jenis, dan Ciri-Cirinya
  • Ekonomi Kreatif: Ciri-ciri, Manfaat, Jenis dan Upaya Meningkatkannya
  • Manfaat Perdagangan Internasional, Tujuan, dan Faktor Pendorongnya

c. Fintech:

Perusahaan fintech seperti OVO, Dana, dan GoPay menyediakan solusi pembayaran digital yang memudahkan transaksi online dan offline, termasuk pembayaran tagihan, pembelian pulsa, dan transfer uang.

d. Media Sosial:

Platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter telah menjadi saluran penting untuk pemasaran digital, penjualan produk, dan interaksi antara merek dan konsumen.

e. Streaming dan Konten Digital:

Layanan streaming seperti Netflix, Spotify, dan YouTube telah menjadi populer di Indonesia, memungkinkan pengguna untuk menikmati berbagai konten digital seperti film, musik, dan video secara online.

f. Pendidikan Online:

Platform edukasi online seperti Ruangguru, Zenius, dan Quipper telah menjadi solusi penting dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh dan pendidikan mandiri di Indonesia.

g. Travel dan Akomodasi:

Platform seperti Traveloka dan Tiket.com memungkinkan orang untuk memesan tiket pesawat, kereta api, hotel, dan paket liburan dengan mudah melalui platform digital.

h. Layanan Kesehatan Digital:

Platform seperti Halodoc dan Alodokter menyediakan layanan kesehatan digital, termasuk konsultasi medis online, pemesanan obat, dan informasi kesehatan.

i. Pertanian Digital:

Adanya platform seperti TaniHub dan eFishery yang memfasilitasi pertanian dan perikanan digital, memungkinkan petani dan nelayan untuk menjual hasil pertanian dan perikanan secara online.

j. Crowdfunding:

Platform crowdfunding seperti KitaBisa dan Kitabisa.com telah menjadi sarana penting untuk menggalang dana untuk berbagai kegiatan amal dan proyek-proyek kreatif di Indonesia.

Karakteristik Ekonomi Digital

  • Pengetahuan (Knowledge): Dalam ekonomi digital, pengetahuan merupakan aset berharga yang diperoleh melalui analisis data, penggunaan alat kecerdasan buatan, dan pemahaman mendalam tentang perilaku konsumen, yang kemudian digunakan untuk pengambilan keputusan yang lebih cerdas dan strategis.
  • Serba virtual (Virtualization): Dalam ekonomi digital, virtualisasi merujuk pada proses membuat lingkungan bisnis yang dapat beroperasi secara virtual, termasuk infrastruktur, server, dan sumber daya lainnya. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan mengurangi biaya operasional.
  • Menjadi molekul kecil (Molecularization): Dalam ekonomi digital, konsep ini mengacu pada pembagian proses bisnis dan produk menjadi komponen yang lebih kecil dan dapat diakses secara terpisah. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan lebih baik dengan kebutuhan pasar yang beragam dan meningkatkan fleksibilitas operasional mereka.
  • Menyatu (Convergence): Dalam ekonomi digital, konvergensi merujuk pada penggabungan teknologi, media, dan layanan untuk menciptakan pengalaman yang terintegrasi bagi konsumen. Hal ini memungkinkan peningkatan efisiensi, kolaborasi, dan pengiriman layanan yang lebih holistik dan menyeluruh.
  • Serba tiba-tiba (Immediacy): Dalam ekonomi digital, kemampuan untuk memberikan produk dan layanan secara instan dan tepat waktu kepada konsumen adalah faktor kunci. Dengan adopsi teknologi yang cepat dan sistem yang responsif, perusahaan dapat merespons permintaan konsumen dengan lebih cepat, meningkatkan kepuasan pelanggan dan efisiensi operasional.
  • Perpecahan (Discordance): Dalam ekonomi digital, perpecahan mungkin merujuk pada disrupsi atau perubahan tiba-tiba yang terjadi akibat pengenalan teknologi baru atau perubahan perilaku konsumen. Ini mendorong perusahaan untuk terus beradaptasi dengan perubahan pasar dan teknologi untuk tetap kompetitif.
  • Penuh inovasi (Innovation): Dalam ekonomi digital, inovasi merupakan kunci keberhasilan. Perusahaan yang mampu terus menerus mengembangkan produk, layanan, dan proses bisnis baru berdasarkan teknologi digital akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.
  • Tanpa perantara (Disintermediation): Dalam ekonomi digital, konsep ini merujuk pada penghilangan perantara atau perantara dalam rantai nilai, yang memungkinkan produsen atau pengecer untuk berinteraksi langsung dengan konsumen. Hal ini dapat mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan keuntungan bagi kedua belah pihak.
  • Produsen sekaligus konsumen (prosumption): Dalam ekonomi digital, prosumption mengacu pada partisipasi aktif konsumen dalam pembuatan dan kurasi konten, produk, dan layanan. Konsumen dapat berkontribusi pada nilai tambah dan inovasi produk melalui umpan balik, ulasan, dan partisipasi langsung dalam proses pengembangan.
  • Terintegrasi (Integration / Internetworking): Dalam ekonomi digital, integrasi merujuk pada penggabungan sistem, aplikasi, dan proses bisnis yang berbeda untuk menciptakan ekosistem yang terintegrasi. Hal ini memungkinkan aliran informasi yang lebih lancar, kolaborasi yang lebih baik, dan pengelolaan yang lebih efisien dalam ekosistem digital.
  • Serba digital (Digitalization): Dalam ekonomi digital, digitalisasi merujuk pada transformasi proses bisnis, produk, dan layanan ke format digital. Hal ini mencakup penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan pengalaman konsumen, dan mengoptimalkan operasi perusahaan secara keseluruhan.

Tantangan Ekonomi Digital

  • Keamanan dan Privasi Data: Tantangan besar yang dihadapi oleh ekonomi digital adalah mengamankan data sensitif pelanggan dan menghormati privasi mereka. Ancaman keamanan siber dan risiko pelanggaran data dapat merusak kepercayaan konsumen dan menghambat pertumbuhan ekonomi digital.
  • Infrastruktur Teknologi: Akses yang terbatas terhadap infrastruktur teknologi, seperti konektivitas internet yang lambat dan tidak stabil, dapat menjadi hambatan serius dalam mengembangkan ekonomi digital, terutama di daerah pedesaan atau terpencil.
  • Regulasi dan Kebijakan: Ketidakjelasan atau ketidakpastian dalam regulasi dan kebijakan pemerintah terkait ekonomi digital dapat menghambat pertumbuhan dan inovasi. Diperlukan kerangka kerja yang jelas dan adaptif untuk mendukung perkembangan ekonomi digital yang berkelanjutan.
  • Ketimpangan Digital: Ketimpangan dalam akses dan penggunaan teknologi digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan serta antara kelompok sosial ekonomi yang berbeda dapat menghambat inklusi digital dan meningkatkan kesenjangan sosial dan ekonomi.
  • Kurangnya Keterampilan Digital: Tantangan terkait kurangnya keterampilan digital di kalangan tenaga kerja dapat memperlambat adopsi teknologi dan mengurangi daya saing. Diperlukan investasi yang signifikan dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan digital untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi tuntutan ekonomi digital.
  • Perubahan Pola Konsumen: Perubahan dalam perilaku konsumen dan preferensi pasar dapat menimbulkan tantangan bagi perusahaan dalam memahami kebutuhan dan keinginan konsumen serta dalam menyesuaikan strategi pemasaran dan penjualan mereka di era digital.
  • Persaingan Global: Dalam ekonomi digital, persaingan tidak lagi terbatas pada skala lokal atau regional, tetapi telah berkembang menjadi pasar global. Perusahaan harus dapat bersaing dengan pemain global yang lebih besar dan lebih kuat, yang menuntut peningkatan inovasi dan diferensiasi produk yang terus-menerus.
  • Perubahan Model Bisnis: Perubahan ke arah model bisnis digital memerlukan transformasi yang komprehensif dari perusahaan, termasuk adaptasi terhadap model bisnis yang lebih fleksibel, responsif, dan berpusat pada pelanggan, yang dapat menjadi tantangan bagi perusahaan yang sudah mapan.
  • Kepercayaan Konsumen: Membangun kepercayaan konsumen dalam transaksi online dan layanan digital merupakan tantangan kunci dalam ekonomi digital. Perusahaan harus berinvestasi dalam sistem keamanan dan layanan pelanggan yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan meminimalkan risiko transaksi online.
  • Ketergantungan pada Teknologi: Ketergantungan yang semakin besar pada teknologi digital juga membawa risiko, termasuk risiko gangguan sistem, kegagalan teknologi, dan ancaman keamanan siber yang dapat memiliki dampak negatif besar pada operasi perusahaan dan layanan kepada konsumen.

Menanggapi hal ini, pemerintah dengan sigap membuat aturan perundang-undangan yang mengatur jalannya perekonomian digital nasional. Begitu juga dengan Lembaga terkait. Hal ini semata-mata untuk melindungi hak-hak konsumen dan pelaku ekonomi digital agar bisa berjalan dengan baik di masa mendatang. 

Dengan adopsi yang semakin luas dari konsep ekonomi digital, terbuka peluang yang tak terbatas bagi pertumbuhan dan inovasi di berbagai sektor industri.

Penting bagi perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya untuk terus beradaptasi dengan perubahan yang cepat, dan mengambil langkah proaktif untuk memanfaatkan potensi yang ditawarkan oleh ekonomi digital guna memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  • ekonomi digital
  • tips bisnis
  • kamus bisnis
  • kamus ekonomi

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Momok Deflasi Kian Menghantui, Prospek Ekonomi China Terancam

Momok Deflasi Kian Menghantui, Prospek Ekonomi China Terancam

Lanjut Lepas Saham PGN (PGAS) saat Harga Minyak Mendingin

Lanjut Lepas Saham PGN (PGAS) saat Harga Minyak Mendingin

Artikel terkait.

Kisi-Kisi Usaha Sosial yang Dilirik Investor: Bukan Sekadar Kejar-kejaran Profit

Kisi-Kisi Usaha Sosial yang Dilirik Investor: Bukan Sekadar Kejar-kejaran Profit

Pertamina Percepat Dukungan Perhutanan Sosial dengan 13 Kerja Sama Baru

Pertamina Percepat Dukungan Perhutanan Sosial dengan 13 Kerja Sama Baru

Potensi Ekonomi Digital RI Besar, AWS Ungkap Tantangan Beratnya

Potensi Ekonomi Digital RI Besar, AWS Ungkap Tantangan Beratnya

Waspada! 4 Penipuan Digital Terbesar, Deepfake AI hingga Rekayasa Sosial (Soceng)

Waspada! 4 Penipuan Digital Terbesar, Deepfake AI hingga Rekayasa Sosial (Soceng)

Tips Membuka Warung Rumahan

Tips Membuka Warung Rumahan

Intip Peluang 8 Franchise Ramen Halal di Indonesia, Modal Mulai dari Rp1 Juta

Intip Peluang 8 Franchise Ramen Halal di Indonesia, Modal Mulai dari Rp1 Juta

KB Bank Optimis Raih Kinerja Positif dengan Perbaikan Signifikan

KB Bank Optimis Raih Kinerja Positif dengan Perbaikan Signifikan

Nasabah PNM Mekaar Sulap Pare Jadi Camilan Unik

Nasabah PNM Mekaar Sulap Pare Jadi Camilan Unik

Berita lainnya, berita terbaru.

Kisi-Kisi Usaha Sosial yang Dilirik Investor: Bukan Sekadar Kejar-kejaran Profit

Prabowo Mau Bangun Tanggul Laut Raksasa, PUPR Bilang Begini

Pembahasan RUU Pariwisata Resmi Ditunda, Sandiaga Bilang Begini

Pembahasan RUU Pariwisata Resmi Ditunda, Sandiaga Bilang Begini

Investasi Asing di IKN Bakal 'Pecah Telur' Jelang Jokowi Lengser

Investasi Asing di IKN Bakal 'Pecah Telur' Jelang Jokowi Lengser

Momok Deflasi Kian Menghantui, Prospek Ekonomi China Terancam

Polemik Harga Avtur dan Ambisi Besar AirAsia (CMPP)

Mnc capital tawarkan rp38,5 triliun untuk akuisisi vista outdoor, tidak benar harga avtur ri paling mahal di asean, china & australia mau groundbreaking proyek di ikn, investasi rp650 miliar, bayu krisnamurthi dicopot, posisi dirut bulog digantikan bos asabri, # hot topic, indonesia vs australia, paus fransiskus, indonesia africa-forum (iaf), demo tolak ruu pilkada, airin rachmi diany, anies baswedan, reshuffle kabinet, nota keuangan, pidato kenegaraan, 10 tahun jokowi, rekomendasi kami.

Pandemic Fund Kucurkan US$500 Juta untuk Negara Terdampak Mpox

Pandemic Fund Kucurkan US$500 Juta untuk Negara Terdampak Mpox

Muncul Kabar Malaysia Deklarasi Jadi Negara Maju 2025, Indonesia Tertinggal?

Muncul Kabar Malaysia Deklarasi Jadi Negara Maju 2025, Indonesia Tertinggal?

Jokowi Bakal Ngantor di IKN Mulai 10 September hingga Lengser dari Kursi Presiden RI

Jokowi Bakal Ngantor di IKN Mulai 10 September hingga Lengser dari Kursi Presiden RI

Jakarta Butuh Rp600 Triliun untuk Jadi Kota Global, Lebih Besar IKN

Jakarta Butuh Rp600 Triliun untuk Jadi Kota Global, Lebih Besar IKN

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Ekspor Listrik ke Singapura Hingga Pesona Emiten Migas

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Ekspor Listrik ke Singapura Hingga Pesona Emiten Migas

Jokowi Ungkap Alasan ASN Batal Pindah ke IKN pada September

Jokowi Ungkap Alasan ASN Batal Pindah ke IKN pada September

Pembukaan PON XII Aceh-Sumut 2024

Merunut Potensi, Tantangan, Regulasi, dan Strategi Nasional Ekonomi Digital di Indonesia

Ekonomi digital di Indonesia terus berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Potensi ekonomi digital tersebut diharapkan mampu menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia di masa depan. Regulasi dan strategi terus disiapkan pemerintah agar ekonomi digital bisa berkembang secara optimal.

Kesibukan di layanan call center e-dagang Jd.id pada pelaksaan hari belanja online nasional atau harbolnas 2018 di Kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (12/12/2018). Festival berbelanja daring terbesar di Indonesia ini menargetkan transaksi sebesar Rp 7 triliun.

Kesibukan di layanan call center e-dagang Jd.id pada pelaksaan hari belanja online nasional atau harbolnas 2018 di Kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (12/12/2018). Festival berbelanja daring terbesar di Indonesia ini menargetkan transaksi sebesar Rp 7 triliun.

Sejak tahun 2010, transformasi digital di Indonesia telah berkembang pesat. Tidak hanya hanya e-dagang ( e-commerce) dan perusahaan transportasi online saja yang tumbuh, namun sektor-sektor lain seperti manufaktur, kesehatan, pendidikan, ritel, perhotelan, dan transportasi juga melakukan transformasi digital.

Revolusi digital tersebut telah mengubah cara produk dan jasa dikembangkan, diproduksi, dan dijual. Terlebih, dengan munculnya pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu, banyak konsumen cenderung memilih belanja secara daring ( online ), sehingga akhirnya meningkatkan permintaan akan transaksi jarak jauh atau online serta solusi pembayaran yang lebih cepat dan aman.

Dengan kata lain, pandemi Covid-19 telah mempercepat proses transformasi digital ekonomi di Indonesia. Masyarakat semakin terbiasa menggunakan pola transaksi digital saat pandemi. Hal itu terbukti dari adanya peningkatan signifikan dalam transaksi e-dagang, digital banking , dan transaksi uang elektronik.

Perubahan minat konsumen ke pasar online tersebut menyebabkan munculnya model-model bisnis baru yang memengaruhi pasar dan mengubah bisnis konvensional di berbagai sektor, mulai dari ritel, transportasi dan logistik, layanan perbankan, manufaktur, pertanian, pendidikan, layanan kesehatan, dan media.

Sektor bisnis di mana teknologi digital terintegrasi dalam operasional hariannya tersebut telah membentuk kerangka ekonomi digital. Bank dan perusahaan perbankan berada di garda terdepan dalam hal memberikan versi digital dari layanan konvensional mereka.

Tak hanya perbankan, startup non-bank, non-perbankan juga telah membangun mekanisme pembayaran baru dengan menggunakan teknologi digital. Mekanisme pembayaran ini telah mengurangi biaya transaksi pengusaha yang kemudian juga berdampak pada konsumen yang diuntungkan dengan adanya tambahan kenyamanan dari layanan secara daring yang selalu tersedia.

Dalam perkembangannya, peran ekonomi digital diperkirakan akan menjadi semakin penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional. Gerak pertumbuhan ekonomi diharapkan akan semakin lincah dan cepat dengan memanfaatkan teknologi dan data digital.

https://cdn-assetd.kompas.id/IlHk3qwkKWT2-rqwxxZOO8Kgqro=/1024x1008/https%3A%2F%2Fkompaspedia.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F20200726-ANU-UKM-digital-mumed_1595776803-1024x1008-1.jpg

Infografik: Jumlah UMKM yang Masuk dalam Ekosistem Digital 2020

Karyawan mendata dan menyiapkan barang pesanan untuk dikirimkan kepada pembeli di gudang penyimpanan milik situs belanja daring Lazada Indonesia di kawasan Jatijajar, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/12). Lazada menambah pekerjanya hingga 3.500 orang untuk mengantisipasi tingginya pembelian selama acara Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang akan berlangsung pada 12-14 Desember 2017.

Karyawan mendata dan menyiapkan barang pesanan untuk dikirimkan kepada pembeli di gudang penyimpanan milik situs belanja daring Lazada Indonesia di kawasan Jatijajar, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/12). Lazada menambah pekerjanya hingga 3.500 orang untuk mengantisipasi tingginya pembelian selama acara Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang akan berlangsung pada 12-14 Desember 2017.

Konsep Ekonomi Digital

Istilah ekonomi digital ( digital economy ) pertama kali dikenalkan oleh Don Tapscott pada tahun 1995 lewat bukunya berjudul The Digital Economy: Promise and Peril in the Age of Networked Intelligence . Ekonomi digital adalah kegiatan ekonomi yang didasarkan pada teknologi digital internet. Ekonomi digital juga disebut dengan sebutan internet economy, web economy, digital-based economy, new economy knowledge, atau new economy .

Menurut Don Tapscott terdapat 12 karakteristik penting dari ekonomi digital, yang terdiri dari knowledge, digitazion, virtualization, molecularization, internetworking, disintermediation, convergence, innovation, prosumption, immediacy, globalization, dan discordance .

Don Tapscott menyebut bahwa ekonomi digital merupakan sebuah sosiopolitik dan sistem ekonomi yang mempunyai karakteristik sebagai sebuah ruang intelijen, meliputi informasi, berbagai akses instrumen, kapasitas, dan pemrosesan informasi. Komponen ekonomi digital yang berhasil diidentifikasi pertama kalinya, yaitu industri teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK), aktivitas e-commerce , serta distribusi digital barang dan jasa.

Sementara itu, konsep ekonomi digital menurut Zimmerman (Zimmerman, 2000), merupakan sebuah konsep yang sering digunakan untuk menjelaskan dampak global terhadap pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berdampak pada kondisi sosial-ekonomi.

Konsep tersebut menjadi sebuah pandangan tentang interaksi antara perkembangan inovasi dan kemajuan teknologi yang berdampak pada ekonomi makro maupun mikro. Sektor yang dipengaruhi meliputi barang dan jasa saat pengembangan, produksi, penjualan atau suplainya tergantung kepada sejauh mana teknologi digital dapat menjangkaunya.

Dalam ekonomi digital, perusahaan menawarkan layanan mereka sesuai dengan layanan tertentu yang sesuai dengan permintaan spesifik tertentu atau penawaran pribadi.

Selanjutnya dalam Report G20 China (2016), pengertian ekonomi digital mengacu pada berbagai aktivitas ekonomi, yang meliputi penggunaan informasi dan pengetahuan digital sebagai faktor kunci produksi, jaringan informasi modern ( modern information networks ) sebagai ruang aktivitas yang penting dan efektivitas penggunaan Information and Communication Technology (ICT) sebagai penggerak penting terhadap pertumbuhan produktivitas dan optimalisasi struktural ekonomi.

Selanjutnya, OECD menekankan kembali bahwa ekonomi digital tidak bisa lepas dari teknologi dan pengaruhnya yang sangat luas. Tidak hanya bicara e-commerce saja, tetapi meliputi seluruh sektor.

Ekonomi digital adalah penggabungan beberapa teknologi, yaitu general purpose technologies (GPTs) dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial yang dilakukan orang-orang melalui internet dan teknologi terkait.

Hal ini mencakup infrastruktur fisik, yang didasarkan pada teknologi digital ( broadband lines, routers ), perangkat yang digunakan untuk mengakses ( Google, Salesforce ), serta aplikasi yang memiliki power ( IoT, data analytics, dan cloud computing ).

Para petani muda memasarkan tanaman hiasnya melalui platform e-dagang (marketplace) di pusat pembudidayaan tanaman hias Titik Hijau, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Senin (26/10/2020). Penjualan melalui platform e-dagang telah dilakukan para petani muda ini sejak dua tahun lalu. Saat pandemi omset penjualan daring meningkat dua kali lipat ditambah dengan budidaya tanaman hias di masyarakat yang tengah ngetren.

Para petani muda memasarkan tanaman hiasnya melalui platform e-dagang (marketplace) di pusat pembudidayaan tanaman hias Titik Hijau, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Senin (26/10/2020). Penjualan melalui platform e-dagang telah dilakukan para petani muda ini sejak dua tahun lalu. Saat pandemi omset penjualan daring meningkat dua kali lipat ditambah dengan budidaya tanaman hias di masyarakat yang tengah ngetren.

Potensi ekonomi digital Indonesia

Indonesia memiliki potensi besar untuk perkembangan ekonomi digital. Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company (2019) , Indonesia sudah menjadi raksasa ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.

Di kawasan Asia Tenggara, Google dan Temasek memperkirakan kontribusi ekonomi digital di Asia Tenggara akan mencapai 300 miliar dollar AS pada tahun 2025. Angka tersebut menghitung aplikasi seperti e-commerce , agen perjalanan online , dan media digital. Menurut laporan yang sama, Indonesia diperkirakan akan mendominasi 52 persen dari pangsa pasar Asia Tenggara tersebut.

Sebagai salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia, kontribusi ekonomi digital Indonesia pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 27 miliar dollar AS dengan pertumbuhan 49 persen sejak tahun 2014. Nilai tersebut diperkirakan akan menyentuh angka 100 miliar dollar AS dalam beberapa tahun mendatang.

Laporan dari McKinsey & Company tahun 2018 menyebutkan Indonesia diperkirakan memiliki pasar perdagangan online sebesar 5 miliar dollar AS untuk  perdagangan online formal, dan lebih dari 3 Miliar untuk perdagangan online informal. Indonesia juga diperkirakan memiliki 30 juta pembeli online pada tahun 2017 dengan total populasi sekitar 260 juta.

Selain itu, ekonomi digital disebut akan memberikan tambahan 2 persen per tahun dalam pertumbuhan PDB dengan meningkatkan tingkat penetrasi broadband dan penggunaan teknologi digital oleh UKM.

Sementara itu, CSIS dalam penelitiannya dengan judul Strategi Pengembangan Ekonomi Digital di Indonesia: Analisis Multi Sektoral dan Aspek Sosial Ekonomi menyebutkan sektor ICT tercatat berkontribusi sebesar Rp626 triliun atau sekitar 3,96 persen dari keseluruhan besaran ekonomi Indonesia pada tahun 2019. Sementara pada 2020, kontribusi sektor ICT terhadap perekonomian tercatat 4,5 persen.

Kontribusi Sektor ICT terhadap PDB (%)

Sumber: CEIC

Tidak hanya secara makro, sejumlah penelitian juga memperlihatkan kontribusi ekonomi digital terhadap pasar tenaga kerja.

Studi yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute menyatakan, potensi digitalisasi di Indonesia akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan produktivitas tenaga kerja sebesar 150 miliar dollar AS serta menciptakan tambahan pekerjaan sebesar 3,7 juta lapangan pekerjaan hingga tahun 2025.

Penelitian yang dilakukan oleh Alphabeta (2018) memperlihatkan kontribusi perdagangan digital di Indonesia mencapai Rp125 triliun. Angka tersebut diperkirakan naik hingga Rp2.305 triliun pada tahun 2030, terutama di sektor pertanian dan makanan, ritel, dan konsumsi.

Nilai Transaksi E-Commerce Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Sementara itu,  menurut Bank Indonesia, transaksi e-dagang di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2019, nilai transaksi e-dagang tercatat sebesar Rp265 triliun. Pencapaian pada tahun 2020 juga diprediksikan meningkat hingga Rp429 triliun.

Rony penjual gado-gado dan ketoprak menunjukan tokonya pada aplikasi ShopeeFood di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, Jumat (13/8/2021). Pada masa pandemi Covid-19 ini selain mengadopsi metode pembayaran digital atau secara nontunai melalui uang elektronik, para pelaku UMKM makanan juga membuka toko melalui aplikasi pemesanan. Penggunaan aplikasi pemesanan tidak hanya untuk memenuhi protokol kesehatan tapi diharapakan dapat menambah pelanggan baru.

Rony penjual gado-gado dan ketoprak menunjukan tokonya pada aplikasi ShopeeFood di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, Jumat (13/8/2021). Pada masa pandemi Covid-19 ini selain mengadopsi metode pembayaran digital atau secara nontunai melalui uang elektronik, para pelaku UMKM makanan juga membuka toko melalui aplikasi pemesanan. Penggunaan aplikasi pemesanan tidak hanya untuk memenuhi protokol kesehatan tapi diharapakan dapat menambah pelanggan baru.

Faktor-faktor tumbuhnya ekonomi digital di Indonesia

Tumbuhnya ekonomi digital di Indonesia tersebut tak lepas oleh beragam faktor. Salah satunya karena terus meningkatnya jumlah penggunaan internet.

Berdasarkan data BPS, Indonesia mengalami kenaikan pengguna internet secara signifikan dari 10,92 persen populasi pada 2010 menjadi 43,52 persen populasi pada 2019 sehingga potensi transaksi ekonomi secara digital semakin besar.

Adapun menurut data Internetworldstats, pengguna internet di tanah air mencapai 212,35 juta dengan estimasi total populasi sebanyak 276,3 juta jiwa. Posisi Indonesia tersebut berada di atas rata-rata penetrasi Asia sebesar 63,9 persen dari populasi 4,3 miliar jiwa dan juga di atas rata-rata dunia sebesar 65,7 persen dari estimasi total populasi 7,86 miliar jiwa.

Di samping itu, penjualan mobile device yang dipakai sebagai instrumen untuk ekonomi digital sudah mencapai 338 juta sehingga potensi penggunaannya juga semakin tinggi.

Pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring yang saat ini sedang dilaksanakan pemerintah diharapkan akan memperluas jangkauan wilayah dan cakupan masyarakat yang bisa mendapatkan akses ke internet.

Akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan masih belum optimal, yaitu baru sekitar 76,19 persen saja (Survei Otoritas Jasa Keuangan, 2019), sehingga dengan kehadiran teknologi digital diharapkan akses masyarakat ke sektor jasa keuangan semakin mudah dan meningkat.

Potensi ekonomi digital juga didukung oleh bonus demografi generasi internet ( net generation ) atau N-gen. Generasi ini terdiri dari anak-anak muda berusia 15 sampai dengan 39 tahun. N-gen merupakan pengguna internet sekaligus potensi pelaku ekonomi digital dengan populasi sebanyak 110 juta orang  atau 45 persen dari total populasi sebayak 250 juta penduduk.

Munculnya pandemi Covid-19 yang membatasi pergerakan manusia juga dianggap sebagai katalisator yang akan mempercepat penerapan teknologi digital di berbagai sektor perekonomian.

Potensi lainnya adalah besarnya kelas menengah yang akan menjadi kandidat konsumen e-commerce . Menurut catatan Kemenkeu, porsi penduduk porsi penduduk kelas menengah dalam usia produktif terus mengalami tren meningkat.

Pada 2002, proporsi kelas menengah hanya 7 persendari total populasi atau 14,1 juta orang. Kemudian pada 2019 meningkat tiga kali lipatnya menjadi 21 persen dari total populasi atau sebanyak 57,3 juta orang.

Tumbuhnya ekonomi digital di Indonesia itu akan berdampak pula pada perekonomian Indonesia. Data BPS menunjukkan pada tahun 2017 kontribusi pasar digital terhadap PDB Indonesia meningkat 4 persen dibandingkan tahun 2016 sebesar 3,61 persen, dan tahun 2018 diperkirakan mencapai 10 persen.

Sedangkan berdasarkan Laporan Oxford Economics tahun 2016, setiap satu persen peningkatan penetrasi mobile diproyeksikan menyumbang tambahan 640 juta dollar kepada PDB Indonesia serta membuka 10.700 lapangan kerja baru pada tahun 2020.

Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan kesepakatan merger melalui pembentukan Grup GoTo pada Senin (17/5/2021). Gojek merupakan platform layanan on-demand dan finansial, sementara Tokopedia merupakan perusahaan teknologi lokapasar (marketplace) di Indonesia.

Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan kesepakatan merger melalui pembentukan Grup GoTo pada Senin (17/5/2021). Gojek merupakan platform layanan on-demand dan finansial, sementara Tokopedia merupakan perusahaan teknologi lokapasar (marketplace) di Indonesia.

Tantangan pengembangan ekonomi digital di Indonesia

Indonesia memiliki visi pada tahun 2025 menjadi negara terbesar di Asia Tenggara dengan nilai transaksi ekonomi digital mencapai 130 miliar dollar AS. Namun, untuk mencapai hal tersebut ada berbagai tantangan yang dihadapi agar bisa memaksimalkan potensi digital ekonomi di Indonesia.

Mengacu pada paparan Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif dengan judul “ Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Ekonomi Digital tahun 2020-2024 ” (2019), tantangan pengembangan ekonomi digital di Indonesia mulai dari akses internet, keamanan cyber , logistik, sumber daya manusia, perlindungan konsumen, pajak hingga pendanaan.

Salah satu tantangan terbesar adalah masih kurang dan tidak meratanya infrastruktur sebagai tulang punggung untuk pengembangan digital ekonomi. Tanpa infrastruktur jaringan internet, masyarakat tidak dapat mengakses internet.

Berdasarkan data dalam Podes tahun 2018, dari total 83.931 desa di Indonesia, masih terdapat 13.720 atau 16 persen desa di Indonesia yang belum memiliki sinyal internet. Di Jawa Barat misalnya, masih terdapat kurang lebih 700 dari total 5.000 desa/kelurahan dalam kategori blindspot .

Tantangan infrastruktur tidak hanya terbatas pada akses terhadap internet, melainkan juga kualitas dan stabilitas koneksi internet. Stabilitas internet yang akan memegang peranan penting untuk memajukan kegiatan usaha berbasis internet.

Berdasarkan survei literasi digital yang dilakukan oleh Kominfo (2020), mayoritas responden (76,9 persen), kendala utama yang sering dihadapi ketika mengakses internet adalah jaringan yang tidak stabil yang membuat frekuensi terputusnya koneksi cukup sering. Tanpa adanya stabilitas internet, setiap aktivitas seperti melakukan transaksi atau verifikasi melalui internet dapat terganggu.

Literasi adalah tantangan berikutnya. Akses yang sudah meluas akan percuma tanpa adanya literasi digital atau ketidakmampuan masyarakat untuk menggunakan serta mengoptimalkan internet. Survei Kominfo (2020) mengenai literasi digital memperlihatkan bahwa indeks literasi digital Indonesia berada di angka 3,47 dari 5, atau dalam kategori menengah.

Hal yang menarik adalah subindeks literasi terendah ada pada kategori informasi dan literasi digital (3,17/5). Persoalan utama dari rendahnya sub-indeks ini adalah kebiasaan untuk berpikir kritis dalam mencari dan mengelola informasi. Masih banyak masyarakat yang tidak membudayakan untuk mencari tahu terkait rekam jejak, informasi, dan membandingkan dengan informasi-informasi lain.

Tantangan lainnya terkait dengan dunia usaha yang menggunakan teknologi digital. Start-up digital sangat menjamur di Indonesia dan sudah banyak sekali program yang digalakkan, baik oleh Pemerintah maupun pihak swasta seperti Gerakan 1000 start-up , untuk semakin meningkatkan inovasi yang ada melalui start-up .

Namun, sayangnya, start-up yang baru didirikan ini seringkali tidak dapat bertahan lama. Salah satu faktor sulitnya start-up digital untuk bertahan adalah bantuan permodalan. Acapkali ditemukan start-up yang masih mengandalkan uang pribadinya atau uang hasil dari lomba untuk kebutuhan modal dan operasional, sehingga sulit untuk berkembang atau bahkan untuk bertahan.

Tantangan berikutnya terbatasnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia TIK. Transformasi digital akan membuat beberapa lini pekerjaan diautomasi. Meskipun demikian, akan muncul pula lini pekerjaan baru yang membutuhkan skill digital . Peran institusi pendidikan serta pemerintah akan sangat krusial untuk mempersiapkan SDM Indonesia dalam menghadapi tantangan digital dan tuntutan akan kebutuhan terhadap skill digital tersebut.

Tantangan lainnya ialah mengenai adanya regulasi dan dasar hukum yang perlu dirancang untuk mengikuti perkembangan zaman. Hukum klasik yang menyebutkan bahwa hukum selalu berjalan tertatih-tatih mengejar perkembangan zaman mungkin akan berlaku jika aturan main mengenai digital ekonomi di Indonesia tidak ditangani dengan optimal.

Jasa pengiriman menerima uang dari pembelian paket via aplikasi Shopee di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Senin (18/5/2020). Pembatasan sosial berskala besar yang diterapkan saat pandemi Covid-19 memaksa warga berada di rumah saja, sambil tetap beraktivitas, seperti bekerja, belajar, ataupun beribadah. Membeli berbagai barang yang dibutuhkan, baik kebutuhan sehari-hari maupun barang sekunder lainnya, juga harus dilakukan secara dalam jaringan (daring/online).

Jasa pengiriman menerima uang dari pembelian paket via aplikasi Shopee di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Senin (18/5/2020). Pembatasan sosial berskala besar yang diterapkan saat pandemi Covid-19 memaksa warga berada di rumah saja, sambil tetap beraktivitas, seperti bekerja, belajar, ataupun beribadah. Membeli berbagai barang yang dibutuhkan, baik kebutuhan sehari-hari maupun barang sekunder lainnya, juga harus dilakukan secara dalam jaringan (daring/online).

Regulasi dan strategi nasional ekonomi digital

Pemerintah secara aktif mulai menerbitkan peraturan untuk mengatur ekonomi digital sejak tahun 2010 ketika perkembangan pesat perusahaan start-up e-commerce dan ojek online mulai mendisrupsi bisnis konvensional.

Ira Aprilianti dan Siti Alifah Dina dalam " Makalah Kebijakan No. 30 Pengaturan Bersama Ekonomi Digital Indonesia" yang diterbitkan Center for Indonesian Policy Studies menyebutkan hingga Desember 2020, ekonomi digital Indonesia diatur oleh setidaknya 14 kementerian, badan, dan/atau lembaga pemerintah.

Sementara itu, upaya koordinasi antara badan-badan tersebut diatur melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian).

Disebutkan pula, jumlah peraturan yang berhubungan dengan ekonomi digital meningkat seiring tumbuhnya ekonomi digital. Terdapat 60 UU dan peraturan yang mengatur empat area utama kebijakan ekonomi digital Indonesia dan ditambah lagi dengan lebih banyak peraturan kementerian

Usaha pemerintah untuk meregulasi ekonomi digital terlihat melalui penerbitan sejumlah dasar hukum. Salah satunya adalah penerbitan UU 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang kemudian diubah lagi melalui UU 19/2016 .

Pemerintah juga mendirikan mendirikan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melalui Perpres 53/2017 dan Perpres 74/2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Road Map e-Commerce) Tahun 2017--2019.

Di tingkat kementerian, antara lain, terdapat Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi No.20/2016 tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik.

Kemudian terdapat pula Permenhub 118/2019 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus, yang mengatur platform transportasi berbasis permintaan yang populer.

Pada 13 Mei 2020, Kementerian Perdagangan melegislasi Permendag 50/2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

Adapun Bank Indonesia menerbitkan PBI 19/12/PBI/2017 yang mengatur mengenai penyelenggaraan teknologi finansial sedangkan Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.77/2016 yang mengatur mengenai layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi.

Pengguna LinkAja bertransaksi dengan kode QR pada salah satu gerai pembuat kopi di Jakarta, Jumat (1/11/2019). PT Fintek Karya Nusantara yang memiliki izin penerbitan uang elektronik LinkAja, bekerjasama dengan Bank Mandiri memperluas jaringan penerimaan LinkAja di berbagai merchant besar dan popular seperti Gramedia, Bukalapak, Blibli, Sarinah, Citilink, KFC, dan Chattime dengan memanfaatkan mesin EDC Mandiri serta layanan top up e-money Mandiri.

Pengguna LinkAja bertransaksi dengan kode QR pada salah satu gerai pembuat kopi di Jakarta, Jumat (1/11/2019). PT Fintek Karya Nusantara yang memiliki izin penerbitan uang elektronik LinkAja, bekerjasama dengan Bank Mandiri memperluas jaringan penerimaan LinkAja di berbagai merchant besar dan popular seperti Gramedia, Bukalapak, Blibli, Sarinah, Citilink, KFC, dan Chattime dengan memanfaatkan mesin EDC Mandiri serta layanan top up e-money Mandiri.

Terakhir, Kemenko Perekonomian berencana menerbitkan Strategi Nasional (stranas) Ekonomi Digital bekerja sama dengan Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) yang merupakan wadah pelaku industri fintech di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto pada April 2021 lalu mengatakan pemerintah sudah menyusun strategi nasional ekonomi digital yang didukung oleh empat pilar.

Strategi nasional ekonomi digital ini bertujuan untuk mewujudkan visi utama, yakni pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif dengan optimalisasi di sektor digital.

Kerangka strategi ekonomi digital ini didukung oleh empat pilar utama yang dipetakan sesuai dengan prioritas nasional dan program-program unggulan pemerintah.

Pilar pertama adalah pengembangan sumber daya manusia khususnya talenta digital yang memiliki keterampilan sains dan teknologi.

Pilar kedua, infrastruktur digital dan infrastruktur fisik yang kuat, yang dibutuhkan untuk meningkatkan arus ekonomi serta menciptakan peluang kerja di sektor tersebut.

Pilar ketiga, penyederhanaan berbagai birokrasi melalui kebijakan aturan dan standar yang mendukung, mengurangi hambatan inovasi.

Pilar keempat adalah research dan inovasi digital yang diperlukan untuk menghasilkan nilai tambah industri dan mengurangi ketergantungan sumber daya alam serta mendorong transformasi ekonomi.

Di samping itu, Presiden Joko Widodo sudah menerbitkan Keppres 3/2021 tentang satuan tugas (satgas) percepatan perluasan digitalisasi daerah yang beranggotakan pimpinan K/L tingkat pusat.

Keppres tersebut menetapkan bahwa koordinasi percepatan digitalisasi dilakukan di 542 daerah otonom dalam wadah tim percepatan perluasan digitalisasi daerah (P2DD) yang akan diketuai oleh para kepala daerah.

Hingga April 2021, sudah 110 dari 542 daerah otonom yang telah menginisiasi pembentukan P2DD dan tentunya diharapkan seluruh daerah bisa mengikuti yang 110 sehingga akan berada di 542 daerah otonom. (LITBANG KOMPAS)

Logo ios

Kompasiana Logo

  • kilas balik
  • Topik Pilihan
  • Selamat Jalan Faisal Basri, Ekonom Penuh Integritas Itu Telah Pergi
  • Bersahajanya Santo Bapa Fransiskus Saat di Jakarta
  • Faisal Basri: Jangan Pernah Lelah Meningkatkan Kualitas Demokrasi
  • Pilgub Jawa Timur dan Representasi Perempuan di Dunia Politik
  • Kesederhanaan Paus Fransiskus di Indonesia
  • Makna Diplomatik dan Pastoral Kunjungan Paus

13 tahun Kompasiana

Transformasi UMKM Desa dengan E-Commerce: Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Sistem Ekonomi Indonesia (52) : Transformasi Digital

Sistem Ekonomi Indonesia (52) : Transformasi Digital

Metaverse, Masa Depan Dunia Digital dan Tantangannya

Metaverse, Masa Depan Dunia Digital dan Tantangannya

UMKM Sebagai Pilar Penting Pertumbuhan Ekonomi Nasional

UMKM Sebagai Pilar Penting Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Pertumbuhan Ekonomi Semu Era Jokowi

Pertumbuhan Ekonomi Semu Era Jokowi

Transformasi Kepemimpinan di Era Digital

Transformasi Kepemimpinan di Era Digital

Evin

Tertarik pada konten yang menarik

Selanjutnya

Ekonomi Digital sebagai Pendorong Pertumbuhan dan Transformasi Masa Depan

Sumber: https://unsplash.com/@theshubhamdhage

Ekonomi digital telah menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi global. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi ini telah mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, dan bahkan menjalankan bisnis. 

Ekonomi digital mengacu pada aktivitas yang didorong oleh teknologi. Pada dasarnya, ini mencakup semua transaksi ekonomi yang dilakukan lewat internet atau perangkat digital. Ekonomi digital tidak hanya terbatas pada e-commerce atau perdagangan online, tetapi juga mencakup berbagai sektor seperti fintech (teknologi keuangan), edtech (teknologi pendidikan), logistik digital, serta sektor-sektor tradisional yang beralih menggunakan teknologi digital dalam proses operasionalnya.

Dengan kata lain, ekonomi digital merupakan integrasi teknologi digital ke dalam sektor ekonomi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, serta memberikan pengalaman yang lebih baik kepada konsumen. Misalnya, perusahaan-perusahaan seperti Gojek, Grab, Shopee, dan Tokopedia adalah contoh nyata dari perusahaan yang tumbuh di ekosistem ini.

Teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Akses internet yang semakin meluas, kecepatan internet yang meningkat, serta adopsi smart device seperti smartphone, laptop, dan tablet, telah mempercepat transisi dari ekonomi tradisional menuju ekonomi digital. Perangkat-perangkat ini memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi, berkomunikasi, dan melakukan transaksi dengan mudah dan cepat.

Kehadiran infrastruktur yang solid, seperti jaringan broadband dan pusat data, juga menjadi pendorong penting dalam pengembangannya. Negara-negara yang memiliki infrastruktur yang kuat lebih mampu menarik investasi di sektor teknologi dan meningkatkan partisipasi bisnis lokal dalam ekonomi digital. Infrastruktur ini tidak hanya mendukung pertumbuhan e-commerce tetapi juga sektor lain seperti fintech, edtech, dan kesehatan.

Perubahan gaya hidup dan perilaku konsumen juga menjadi salah satu pendorong utama. Saat ini, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu pafa aplikasi untuk mencari informasi, berbelanja, bekerja, hingga berkomunikasi. Konsumen modern mengharapkan layanan yang cepat, mudah, dan praktis, yang dapat disediakan oleh teknologi digital. Fenomena ini memicu perusahaan untuk terus berinovasi dalam memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen.

Pemerintah di banyak negara telah menyadari potensi ekonomi digital dalam mempercepat pertumbuhan ekonominya. Oleh sebab itu, banyak negara yang bikin kebijakan dan regulasi yang mendukung hal ini, seperti memberikan insentif pajak bagi perusahaan teknologi, meningkatkan literasi digital masyarakat, hingga mempermudah akses pendanaan bagi startup. Di Indonesia, misalnya, pemerintah telah meluncurkan inisiatif "Making Indonesia 4.0" yang bertujuan untuk mempercepat adopsi teknologi digital di sektor industri.

Ekonomi digital membawa perubahan besar terhadap cara bisnis beroperasi.

Perusahaan yang mengadopsi teknologi digital dalam operasinya dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi. Misal, penggunaan software manajemen bisnis dapat membantu perusahaan dalam mengelola inventaris, logistik, dan penjualan dengan lebih baik. Selain itu, digitalisasi memungkinkan otomatisasi beberapa tugas yang sebelumnya dilakukan secara manual, sehingga mengurangi biaya operasional.

Ekonomi digital membuka pintu bagi perusahaan, baik besar maupun kecil, untuk menjangkau pasar global. Sebelum adanya internet, perusahaan kecil sering kali kesulitan bersaing di pasar internasional karena keterbatasan sumber daya. Namun, dengan kehadiran platform media seperti marketplace internasional, perusahaan bisa menjual produk dan jasa mereka ke konsumen di seluruh dunia tanpa harus membuka cabang fisik di negara lain.

contoh essay tentang ekonomi digital

Artikel Lainnya

contoh essay tentang ekonomi digital

LAPORKAN KONTEN

Opini: UMKM, Tantangan Pasar dan Solusi Digital

contoh essay tentang ekonomi digital

Sejak awal, perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Pertumbuhan terutama terjadi dari sisi kuantitas, seiring dengan perkembangan teknologi digital.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM), sampai saat ini terdapat sekitar 63 juta unit UMKM di Indonesia , meski 95% di antaranya masih berada di sektor usaha mikro.

Menurut persentase, pertumbuhan UMKM dari tahun ke tahun mencapai angka 10% hingga 15% terhadap total UMKM yang beroperasi.

Dengan adanya perkembangan digital, terutama di masa Pandemi Covid-19 saat ini, pelaku UMKM diperkirakan meningkat dalam rentang 15%-26% selama beberapa bulan terakhir.

Dari data Bank Indonesia, UMKM menjadi penopang 64% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2019 lalu.

Tak hanya itu, UMKM juga menyumbang 95% penyerapan tenaga kerja se-nusantara.

Dengan fakta-fakta yang ada, tak dapat dipungkiri bahwa UMKM menjadi tulang punggung yang berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

contoh essay tentang ekonomi digital

Namun, malang tak dapat ditolak, Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia telah melumpuhkan aktivitas ekonomi global, termasuk merobohkan perekonomian Indonesia yang semula sedang berlari kencang.

Aktivitas belanja masyarakat, produksi, ekspor, impor, hingga investasi yang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi menjadi terganggu.

Pada akhirnya, laju ekonomi kuartal kedua 2020 pun mengalami kontraksi alias tumbuh negatif 5,32% secara year on year .

Dengan teori sebab akibat yang tak berujung, aktivitas UMKM pun ikut terpukul.

Bukan lagi rahasia umum bahwa kondisi UMKM, terutama di skala mikro cukup rapuh karena pendapatan usaha berbasis harian dan tak menentu.

Sektor ini juga mengandalkan belanja masyarakat.

Tak heran, dalam kurun 4 bulan terakhir sejak pelaksanaan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) April 2020 lalu, kinerja UMKM merosot tajam.

Beruntungnya, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa kebijakan berupa insentif untuk membantu UMKM melewati persoalan ekonomi yang mendera bangsa ini.

Saya sangat menyambut baik hadirnya tiga kategori insentif yang diberikan khusus kepada UMKM di Indonesia.

Pertama, insentif terbaru berupa bantuan hibah langsung dalam bentuk tunai sebesar Rp2,4 juta untuk usaha ultra mikro.

Pemerintah juga melakukan pendataan ulang terhadap usaha-usaha ultra mikro yang mendaftar dan ingin mendapatkan fasilitas tersebut.

Saya mengapresiasi kebijakan bantuan tunai tersebut demi kemajuan usaha ultra mikro nasional.

Kedua, terdapat pula pemberian dana kepada usaha mikro yang bersifat produktif agar mampu melakukan belanja.

Dengan insentif ini, pelaku ekonomi yang selama ini terhubung dalam rantai produksi usaha mikro bisa ikut terkerek naik.

Pada akhirnya belanja meningkat, dan mampu mendorong pertumbuhan PDB.

Insentif ini diberikan kepada usaha yang belum bankable atau tidak mampu bertahan saat ekonomi melorot.

Selain itu, insentif juga diberikan kepada UMKM yang mampu bertahan tapi butuh restrukturisasi utang.

Ketiga, penyaluran kredit modal kerja bagi UMKM untuk bisa bangkit kembali dan berkembang di tengah kondisi yang sulit.

Tiga hal ini digelontorkan pemerintah untuk membantu usaha kecil bangkit kembali.

Kebijakan pemerintah merupakan langkah yang tepat karena peran UMKM terhadap ekonomi Indonesia sangat besar, berikut dengan penyerapan tenaga kerja yang juga paling besar.

Maka itu, pada opini Essay UMKM ini bisa disebutkan kalau pengusaha kecil merupakan pihak paling depan yang seharusnya dibantu.

Pemerintah harus memprioritaskan sektor UMKM agar mampu mendongkrak kinerja ekonomi makro Indonesia.

Opini Essay UMKM : Tantangan Pasar dan Solusi Digital

Tantangan Pasar

Selama ini, pertumbuhan sektor UMKM ditopang oleh pasar ekonomi seiring populasi penduduk Indonesia yang sangat besar.

Namun dalam perkembangannya, UMKM menghadapi tantangan besar berupa ancaman kehadiran produk-produk impor di pasar Indonesia.

Tantangan ini hadir sebagai konsekuensi dari kesepakatan perdagangan bebas internasional di beberapa wilayah yang disetujui oleh pemerintah, termasuk Perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Pada akhirnya, Indonesia dijadikan sebagai tujuan pasar oleh pelaku ekonomi di berbagai negara.

Ketersediaan pasar pun tergerus oleh produk-produk impor yang dianggap lebih berkualitas, bahkan kadang harganya bisa lebih murah.

Pelaku UMKM nasional dipaksa harus bersaing ketat dengan pelaku ekonomi asing berskala raksasa yang memiliki peluang pasar dan memperoleh banyak fasilitas dari negara asalnya.

Maka itu, UMKM nasional membutuhkan dukungan dari pemerintah Indonesia berupa iklim usaha yang sehat, ketersediaan peluang pasar, serta berbagai kebijakan yang mampu mendukung dunia usaha agar bisa menjalankan bisnis dengan kondisi yang baik.

Iklim usaha yang sehat dan ketersediaan pasar dibutuhkan untuk menyerap produk-produk yang dihasilkan usaha mikro dan kecil nasional.

Pemerintah juga diharapkan terus memperbaiki kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada UMKM sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Salah satunya, pemerintah harus memberi akses pasar seluas-luasnya kepada UMKM agar iklim usaha menjadi lebih baik.

Tak hanya peran pemerintah, pelaku UMKM sendiri juga diharap meningkatkan daya saing dan kualitas produk agar mampu bersaing dengan produk atau layanan perusahaan luar negeri.

Opini Essay UMKM : Teknologi Jadi Solusi

Teknologi Jadi Solusi

Tantangan tersebut harus dijawab melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi digital dalam setiap proses bisnis agar lebih efektif dan efisien.

Dengan demikian, hal itu akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi. Produk dan layanan yang dihasilkan juga bisa lebih berkualitas dan dipasarkan dengan harga lebih kompetitif dibanding perusahaan asing.

Pada dasarnya, inovasi dan pemanfaatan teknologi digital ini sudah dilakukan oleh para kompetitor asing yang masuk ke Indonesia.

Maka itu, pelaku usaha mau tak mau harus masuk ke era digital dan tak boleh ketinggalan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi.

Jika tetap bertahan dengan cara-cara yang konvensional, maka akan kehilangan daya saing.

Pemanfaatan teknologi digital dalam proses bisnis tak hanya menciptakan efisiensi biaya, tetapi juga efisiensi waktu dan energi.

Bentuk teknologi yang bisa digunakan misalnya aplikasi digital marketing untuk memasarkan produk secara mudah tapi tetap tepat sasaran melalui media sosial, website, atau iklan digital.

Dalam hal pengelolaan keuangan, UMKM juga bisa menggunakan berbagai perangkat teknologi, salah satunya berupa software akuntansi online seperti Mekari Jurnal .

Software akuntansi berperan dalam meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas karena bisa digunakan setiap saat.

Selain itu, pengusaha bisa menggunakan perangkat untuk proses perencanaan produksi, proses produksi, pengemasan, hingga branding yang berbasis teknologi.

Inti perkembangan teknologi adalah hal-hal yang sifatnya murah dan mengakibatkan efisiensi biaya sehingga harga produk menjadi lebih murah tanpa mengganggu kualitas.

Alhasil, dapat meningkatkan daya saing UMKM.

Namun perkembangan teknologi belum bisa menjadi solusi jika tak diiringi oleh peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dari sektor UMKM itu sendiri .

Tanpa kualitas SDM yang baik, maka perangkat teknologi mustahil bisa beroperasi.

Oleh karena itu, pelaku usaha harus meningkatkan kemampuan dan keahlian sesuai perkembangan zaman agar tercipta SDM yang andal untuk memenuhi tuntutan pasar.

SDM di sektor UMKM harus memahami cara menggunakan perangkat digital marketing, mendesain, memproduksi, mengemas, dan mengelola keuangan bisnis dengan bantuan teknologi.

Persoalan yang sering terjadi saat ini, pelaku usaha lebih memilih cara konvensional meski sudah tahu bahwa teknologi bisa membuat bisnis lebih efisien.

Hal itu terjadi hanya karena satu alasan, mereka tidak mengerti cara penggunaan teknologi sehingga enggan beralih dari cara lama.

Maka itu, pemerintah dan perusahaan pengembang teknologi digital juga harus melakukan sosialisasi lebih gencar.

Tujuannya, agar pelaku UMKM bisa meningkatkan skill serta mampu mengoperasikan perangkat digital untuk mendukung proses bisnis mereka.

Tentang Penulis:

M. Ikhsan Ingratubun merupakan Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo). Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, itu juga menjadi pemilik bisnis kuliner khas daerah asalnya dengan nama Restoran Raja Konro Daeng Naba.

Ikhsan merintis usaha F&B itu sejak 1998 dan hingga kini telah memiliki puluhan gerai restoran di beberapa wilayah di Indonesia.

Pria lulusan Teknik Kimia Politeknik Universitas Hasanuddin dan Fakultas Ekonomi Universitas Kosgoro itu pernah menjadi Senior Manager di PT Bakrie Telecom Tbk sebelum terjun ke dunia usaha.

contoh essay tentang ekonomi digital

Dapatkan E-book Sekarang!

lavinda

Experienced News Editor with a demon-strated history of working in the news-papers industry and explore onlinemedia. Skilled in Digital Strategy, News Writing, Feature Writing, Creative Writing, and Data Journalism, especially for economic sector.

Artikel terkait

Fitur Multi Multi Currency Mudahkan Pengguna Mekari Jurnal Mengonversikan Mata Uang

Tim kami akan segera menghubungi Anda. Mohon ditunggu dan pastikan kontak Anda aktif.

Mekari Jurnal

Mohon maaf saat ini demo produk hanya dapat diakses melalui browser komputer/laptop. Silahkan beralih device atau konsultasi gratis dengan kami

Dengan Jurnal, pekerjaan yang membutuhkan waktu yang lama dapat diselesaikan secara real time. Pekerjaan akuntansi bulanan dapat diselesaikan dalam beberapa hari saja

logo

logo majoo main

Temukan informasi produk dan fitur majoo lebih lanjut.

Fitur aplikasi

  • Kasir Online
  • Aplikasi CRM
  • Aplikasi Owner
  • Analisa Bisnis
  • Toko Online

Produk Prime

main logo prime

Produk Prime+

Produk pendukung.

icon monitor

Kembangkan bisnis dengan layanan dan bimbingan.

bimbingan majoo

logo-mentor

majoo expert

logo layanan

Solusi Bisnis

Semua solusi untuk segala jenis bisnismu.

  • Support Hubungi Kami Frequently Asked Question Panduan Pengguna Video Tutorial

Contoh dan Peluang di Balik Perkembangan Ekonomi Digital

Penulis Nisa Destiana 12 March 2022

article thumbnail

Seperti yang sudah diketahui, dunia terus berubah dan salah satu pendorong utama perubahan tersebut ialah transformasi digital. Bagi sebagian besar pemilik usaha, transformasi digital berarti mengadopsi teknologi digital untuk mentransformasi layanan dan bisnis.

Proses-proses ini mendorong terciptanya ekonomi digital atau digital economy . Contoh ekonomi digital yang mungkin terasa sekali oleh sebagian besar orang, salah satunya, kita bisa memperoleh berbagai kebutuhan tanpa harus pergi membelinya ke toko. Kini kita dapat begitu mudah melakukan pembelanjaan online , bukan?

Baca juga: 7+ Ide Bisnis Online Rumahan

Tidak heran bila digital economy diartikan sebagai kegiatan perdagangan yang memanfaatkan internet. Namun, benarkah sistem yang membuka peluang-peluang baru ini bermakna sebatas perdagangan melalui internet? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Ekonomi digital adalah…

Ekonomi digital adalah kegiatan ekonomi yang dihasilkan oleh miliaran koneksi online antara orang-orang, bisnis, perangkat, data, serta beragam proses. 

Pokok kekuatan digital economy ialah hyperconnectivity , yaitu keterkaitan orang, organisasi, dan mesin akibat perkembangan internet dan teknologi seluler.

Digital economy membentuk ulang gagasan-gagasan konvensional tentang struktur bisnis, cara perusahaan berinteraksi, serta cara konsumen memperoleh informasi, layanan, dan produk.

Perkembangan ini tidak hanya mendorong perubahan dalam pelaksanaan operasional bisnis dari manual menjadi serba otomatis, tetapi juga membuat perusahaan menyusun ulang proposisi mereka di pasar.

Buktinya, hari ini kita melihat perusahaan yang tidak memiliki real estate seperti Airbnb bisa menjadi salah satu penyedia layanan akomodasi terbesar di dunia. 

Hal tersebut menunjukkan adanya aspek penting dalam transformasi digital yang sangat krusial bagi kemajuan bisnis di era ekonomi digital . 

Perlu diakui bahwa internet dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sudah menjadi bagian penting dalam kegiatan ekonomi saat ini.

Perkembangan ekonomi digital di Indonesia

Dari sisi ekonomi, Indonesia berada di jalur perdagangan. Tidak hanya itu, terdapat lebih dari 200 juta penduduk di Indonesia. Karena itu, Indonesia merupakan pasar potensial baik untuk sistem ekonomi konvensional maupun digital.

Lalu, seberapa signifikan perkembangan ekonomi digital di Indonesia ? Google memprediksi digital economy akan memberikan keuntungan sampai 100 miliar dolar untuk Indonesia pada 2030.

Proyeksi tersebut didasarkan pada pasar digital Indonesia yang mencapai 27 miliar pada 2018. Jika prediksi tersebut tepat, Indonesia memiliki potensi untuk berkembang menjadi satu dari lima negara dengan ekonomi terkuat di dunia.

Secara konkret, perkembangan ekonomi ini tentu membawa perubahan dan dampak untuk beberapa sektor ekonomi. Berikut ini beberapa dampak dari perkembangan digital di Indonesia .

Transportasi

Transportasi merupakan salah satu sektor yang berubah signifikan seiring dengan berkembanganya digital economy . Dahulu masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi mengandalkan angkutan kota, bus kota, atau ojek pangkalan untuk bepergian dalam kota.

Kini, kamu pun pasti sudah mengetahui, tinggal beberapa kali tap di ponsel, ojek atau taksi online akan segera datang menjemput. Perubahan drastis yang kita rasakan sejak kehadiran aplikasi transportasi online .

Bahkan, aplikasi-aplikasi transportasi online tersebut sekarang tidak hanya memberikan layanan transportasi, tetapi juga layanan pesan antar makanan, pengiriman barang, hingga pembayaran berbagai tagihan.

Hampir seluruh aspek kehidupan bisa diselesaikan dengan mengeklik smartphone . 

Ketika sakit, dahulu kita tentu perlu berangkat ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan atau ke apotek untuk membeli obat-obatan. Namun, sekarang kamu mungkin tidak selalu melakukannya.

Pasalnya, sudah ada aplikasi-aplikasi yang memungkinkan kamu melakukan konsultasi online , diberi resep digital, lalu menebusnya secara online . Kamu tinggal menunggu di rumah dan resep tersebut akan diantar sampai depan pintu rumahmu.

Antrean yang panjang serta jarak yang mungkin jauh ke rumah sakit untuk sebagian orang terpecahkan berkat adanya aplikasi yang fokus di bidang kesehatan tersebut.

Selain bermanfaat bagi pasien, kehadiran aplikasi tersebut juga cukup menguntungkan bisnis apotek dan rumah sakit. Konon, 70% pendapatan apotek kecil kini berasal dari aplikasi layanan kesehatan online .

Mulai dari sektor transportasi hingga hingga bisnis sudah beralih ke sistem digital.

Sektor perbankan juga berupaya relevan dan tidak ingin diam di tempat. Karena itu, saat terjadi transformasi digital di mana-mana, sektor perbankan pun turut melakukan berbagai perubahan.

Salah satunya kini kamu mempunyai pilihan untuk menggunakan bank digital yang sangat praktis. Kamu tidak perlu datang ke bank untuk membuka rekening atau melapor tentang kendala yang kamu alami. Semua proses tersebut dapat diselesaikan secara online .

Tidak hanya itu, industri keuangan juga menghadirkan financial technology seperti e-wallet atau dompet digital. Keberadaan dompet digital ini menggiring masyarakat untuk memiliki kebiasaan baru, yaitu cashless .

Baca juga: Macam-Macam E-Wallet, Defini, Kelebihan, dan Kekurangannya

Selain lebih praktis dan efisien, kebiasaan cashless juga dianggap lebih aman, baik dari sisi keuangan maupun kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, sejak munculnya wabah COVID-19, kita semua diimbau untuk meminimalkan transaksi cash yang berisiko menjadi media penularan virus.

Pada awal pembahasan artikel ini telah disebutkan bahwa ekonomi digital mengubah praktik-praktik bisnis serta penyediaan layanan.

Perkembangan ekonomi digital di Indonesia ini membawa angin segar bagi UMKM sebab kini para pemilik usaha tak harus lagi mempunyai modal besar untuk membuka gerai atau toko.

Alih-alih membuka gerai fisik, para pemilik UMKM dapat membuka toko online di marketplace . Di samping lebih ekonomis, cara ini juga menjangkau konsumen yang lebih luas.

Transformasi digital juga memudahkan operasional bisnis. Sebagai contoh, dahulu para pemilik bisnis mungkin harus melakukan berbagai pencatatan secara manual.

Cara tersebut bukan hanya menghabiskan banyak waktu, melainkan juga berisiko menimbulkan kesalahan yang besar. Seiring dengan perkembangan digital economy , pemilik usaha kini sudah bisa memanfaatkan aplikasi point of sale untuk mengelola bisnisnya. 

Baca juga: Mengenal Definisi Point of Sale dan Manfaatnya Bagi Bisnis

Dengan memanfaatkan aplikasi tersebut, pengelolaan operasional bisnis mulai dari kasir hingga manajemen karyawan akan menjadi lebih mudah dan efisien. Pemilik bisnis pun dapat memantau bisnisnya dari mana saja hanya melalui ponsel di genggaman.

Contoh ekonomi digital

Seperti yang telah disebutkan di atas, berkembangnya digital economy memengaruhi banyak sektor ekonomi. Berbagai bisnis produk dan jasa perlahan-lahan mulai bertransformasi secara digital.

Salah satu contoh ekonomi digital yang membawa perubahan drastis di Indonesia ialah kehadiran Gojek pada 2010. Perusahaan transportasi online ini benar-benar membawa disrupsi bagi sektor transportasi.

Dua tahun kemudian, Grab yang kini telah menjadi leading superapp di Asia Tenggara turut didirikan. Pada titik ini, kita tahu bahwa sektor transportasi tidak akan kembali pada era konvensional.

Benar saja, aplikasi-aplikasi serupa terus bermunculan, bahkan menawarkan aneka layanan yang akan menjadi solusi untuk hampir semua kebutuhan konsumen.

Di aplikasi tersebut, kamu bisa menggunakan layanan transportasi, layanan pesan antar makanan, layanan berbelanja kebutuhan sehari-hari, sampai layanan mengirim barang.

Aplikasi tersebut seperti ingin berkata, “Apa kebutuhanmu? Biar kami yang menjadi solusinya.”

Contoh lainnya dari dampak perkembangan ekonomi digital ialah QRIS. Sebelumnya telah dibahas bahwa kehadiran e-wallet merupakan perkembangan digital economy di sektor perbankan.

Nah, kombinasi perkembangan e-wallet dengan QR code telah membuat kita bisa memanfaatkan e-wallet hampir di mana saja. Sekarang kita bisa membayar jajanan di pedagang kaki lima secara cashless , cukup scan QRIS dengan aplikasi e-wallet yang diinginkan.

Baca juga: Yuk! Berkenalan dengan QRIS

Lebih dari sekadar transaksi, kini bahkan kita bisa memberikan hadiah pernikahan melalui e-wallet dengan cara memindai kode QR yang telah disediakan.

Lebih lanjut, berbicara marketplace sebagai contoh ekonomi digital tentu tak akan ada habisnya. Pilihannya terus berkembang, mulai dari marketplace yang menjual aneka produk hingga yang khusus menjual produk tertentu, misalnya produk perawatan kulit.

Kegesitan marketplace bekerja sama dengan berbagai jasa antar logistik telah membuatnya benar-benar menjadi bagian dari keseharian masyarakat hari ini. Pasalnya, sebagian besar jasa antar tersebut sudah bisa merambah berbagai kota dan provinsi.

Jadi, bahkan masyarakat yang tinggal di daerah pun sudah turut merasakan dampak transformasi digital ini.

Ekonomi digital adalah pendorong perubahan aktivitas ekonomi masyarakat, dari yang semula serba konvensional, sekarang segalanya serba digital. Dengan demikian, berbagai kegiatan sehari-hari pun berjalan lebih praktis dan cepat.

Beragam kemudahan yang ditawarkan oleh ekonomi digital tentu membuka peluang-peluang baru bagi pelaku bisnis. 

Kini pelaku usaha berkesempatan membangun bisnis dengan modal minimal sebab bisa dilakukan secara online . Bisnis juga berpeluang menjangkau konsumen yang lebih luas akibat pemanfaatan platform digital tersebut.

Kemudahan tersebut tentu perlu dibarengi oleh kesiapan dari pemilik usaha dalam menjalankan operasional bisnis hariannya. Bisnis tidak bisa lagi dikelola secara konvensional dengan mengandalkan pencatatan-pencatatan manual.

Cara tersebut tidak akan bisa mengimbangi kecepatan pergerakan ekonomi di era digital. Maka dari itu, pastikan bisnismu sudah menggunakan aplikasi yang bisa membantu mempercepat serta memudahkan pengelolaan operasional bisnis seperti aplikasi majoo .

Segera kunjungi situsnya dan pelajari fitur-fitur aplikasi yang ditawarkan produk tersebut. Bersiaplah untuk ambil #langkahmajoo demi bisnis yang makin maju!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Lihat Artikel Lainnya

Article Thumbnail

50 Menu Bazar Paling Laris yang Cocok Dijual di Semua Acara

Article Thumbnail

7 Cara Membuat Desain Booth Agar Jadi Pusat Perhatian

Article Thumbnail

Desain Salon Kecantikan: Panduan Penting untuk Pemilik Salon

Punya pertanyaan kami siap membantu 24 jam.

Dapatkan informasi lebih lengkap tentang aplikasi majoo

Mulai majoo sekarang, GRATIS!

Nikmati beragam fitur dan layanan lengkap untuk kelola apapun jenis bisnismu

Promo Image

Aplikasi wirausaha terlengkap untuk kelola bisnismu jadi lebih maju.

majoo Plaza

  • Aplikasi Kasir
  • Kenapa majoo?
  • Update Fitur
  • Prime Retail
  • Prime Beauty
  • Prime Jasa+
  • Prime Retail+
  • Prime Beauty+
  • Omnichannel
  • Consumer App
  • majoo Teams
  • majooFranchise
  • majooCapital
  • majooSupplies
  • Food & Beverages
  • Toko Retail
  • Bisnis Jasa
  • Mentor majoo
  • Kompetisi majoo
  • Kelas majoo

Pustaka majoo

  • Daily majoo
  • Inspirasi majoo
  • Harga dan Paket
  • Detail Paket
  • Tentang majoo
  • Hubungi Kami

Icon Playstore

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

solusi bisnis form

Diskon Hingga 50% untuk Semua Paket majoo!

Masih ragu berlangganan majoo? Sekarang harga paket tahunan dan bulanan diskon hingga 50% * . Kamu bisa nikmati semua fitur unggulan majoo dengan harga lebih murah.

Jangan lewatkan promonya, penawaran terbatas! * S&K berlaku

  • Mesin EDC Android
  • Printer Bluetooth
  • Printer LAN
  • OS Tablet : Android / iOS / Windows
  • Fitur Tablet : Camera, GPS, Network 4G, Bluetooth
  • RAM Tablet : Minimum 4 GB
  • Display Tablet : Minimum 8 inch
  • OS Windows : Windows 10 versi/build 17763.0 64bit
  • Windows RAM : Minimum 4 GB
  • OS Macboook M1 : macOS Ventura
  • OS Android : Minimum Android 7
  • OS iOS : Minimum iOS 13
  • Hardware Bluetooth : 4.0
  • Standee Tablet : Tipe Compact / Neo / Neo Rotate
  • Cashdrawer : Optional Digunakan
  • Barcode Scanner : Untuk Bisnis Retail
  • OS Desktop : Android
  • Display Desktop : 15 inch
  • Monitor Desktop : Single / Dual
  • Memory Desktop : Minimum 4GB

Prime & Prime+

  • Smart TV (Untuk Kitchen atau Customer Display)

whatsapp logo

Generasi Muda Jadi Kunci Transformasi Ekonomi Digital RI

adv pluang

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan teknologi dan digitalisasi yang terjadi secara besar-besaran turut berdampak besar pada perekonomian Indonesia. Transformasi digital menjadi salah satu pendekatan untuk meningkatkan skala bisnis dan memperluas keterjangkauan bagi pelaku usaha.

Hal ini pun membuat ekonomi digital berkembang pesat di Indonesia, yang didukung upaya transformasi dan cakupan wilayah yang terjangkau internet semakin luas. Kini tercatat paling tidak ada 150 juta orang yang sudah terhubung dengan internet.

Perubahan dan transformasi ini terutama dipengaruhi oleh generasi muda, yang seringkali disebut digital savvy atau tech savvy, menjadi penggerak ekonomi digital. Perubahan dan disrupsi ini membuat generasi muda menjadi penopang dan penggerak pertumbuhan perekonomian Indonesia di masa depan.

Untuk menggali lebih peran generasi muda dalam ekonomi digital, Y20 menghadirkan Y20 Indonesia 2022 Pre-Summit ke-2 yang mengusung agenda "Transformasi Digital" dalam kaitannya dengan Indonesia Menuju Transformasi Ekonomi Digital yang akan fokus mengulas tentang peran pemuda dalam tata kelola digital dan peningkatan kesadaran finansial digital. Kegiatan ini akan menjadi wadah bagi pemimpin muda masa depan dari seluruh negara anggota G20 untuk berdiskusi, berargumen, dan bertukar ide.

Y20 Indonesia 2022 Pre-Summit ke-2 akan berlangsung di Lombok pada 23-24 April 2022, memperlihatkan pentingnya sinergi generasi muda dan pemerintah untuk mencapai transformasi ekonomi digital. Forum ini juga membahas peluang dan tantangan dalam perjalanan menuju transformasi ekonomi digital, posisi generasi muda dalam mendukungnya, hingga dukungan pemerintah.

Pertemuan ini akan dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Johnny Gerard Plate, Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia Erick Thohir, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah dari sektor pemerintah, juga hadir Akhis R. Hutabarat, Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Google, Pluang dan Tokopedia dari sektor startup terkemuka.

Pasalnya, meski anak muda menjadi ujung tombak, peran pemerintah dibutuhkan dalam mendukung para generasi muda untuk menggaungkan ekonomi digital. Kehadiran negara dibutuhkan terutama dari sisi persiapan infrastruktur digital, seperti jaminan listrik, akses internet, dan layanan telekomunikasi 5G.

Tugas lain dari pemerintah adalah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknologi digital.

Selain itu, pada Y20 Indonesia 2022 Pre-Summit ke-2 akan dilakukan talkshow lebih lanjut mengenai digitalisasi ekonomi dengan para pelaku startup digital terkemuka, seperti Pluang  salah satunya.

Pada 23 April 2022, talkshow pertama memiliki tema ' Reaping the Benefits of Digital Transformation: Raising Youth Digital Financial Awareness' yang akan membahas manfaat Transformasi Digital dari kesadaran keuangan digital anak muda.

Kemudian talkshow kedua mengusung tema 'Promoting Youth Inclusion and Innovation in Digital Governance' yang membahas inklusi dan inovasi pemuda dalam tata kelola digital.

Rangkaian talkshow, diskusi, dan paparan dalam forum ini juga menjadi kesempatan untuk berkontribusi pada agenda Presidensi G20 yang akan dilaksanakan di Bali beberapa waktu mendatang.

Investasi Hybrid Tangga Putus

Investasi Hybrid Tangga Putus

Montir, Bengkel dan Wirausaha

Montir, Bengkel dan Wirausaha

Pengembangan Wirausaha Demi Penyandang Disabilitas Mandiri Finansial

Pengembangan Wirausaha Demi Penyandang Disabilitas Mandiri Finansial

contoh essay tentang ekonomi digital

"Credit Scoring" bagi Koperasi Simpan Pinjam?

contoh essay tentang ekonomi digital

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to  upgrade your browser .

Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.

  • We're Hiring!
  • Help Center

paper cover thumbnail

Essay Perkembangan E-Commerce di Indonesia

Profile image of Stefanus Lawe Tukan

Related Papers

Prasetyo Widagdo , Prasetyo Budi Widagdo

The aim of writing this paper is to analyse the impact of the growth of e-commerce for businesses, consumers and society as well as the extent of regional development influence the development of e-commerce in Indonesia.. The methods used in the writing of this paper is literature study using literature from experts both from Indonesia and overseas country as well as in establishing the framework of thought is supported with interviews against the businessman of the e-commerce i.e. clothing online as well as consumers who bought goods online. In developing a framework also supported by the data from the survey institution which published in the credible mass media as well as data from institutions that are related to e-commerce. In brief, the concept of e-commerce is trade transactions using electronic devices that connected each other in a virtual space. E-commerce has significant positive impact both for businesses, consumers or society. E-commerce expansion in Indonesia was influenced by the quality of human resources, network infrastructure and the availability of electricity where these three factors are interrelated in influencing the expansion of the e-commerce. INTISARI Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk menganalisis dampak dari perkembangan e-commerce bagi pebisnis, konsumen dan masyarakat serta Mengidentifikasi sejauh mana tingkat perkembangan wilayah mempengaruhi perkembangan e-commerce di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah studi literatur dengan menggunakan literatur dari para ahli baik dari dalam maupun luar negeri serta dalam membangun kerangka pemikiran didukung dengan wawancara terhadap pelaku e-commerce yaitu penjual pakaian online serta konsumen yang pernah membeli barang secara online. Dalam membangun kerangka pemikiran juga didukung data dari lembaga survei yang dimuat dalam media massa kredibel serta data dari instansi yang terkait dengan aktivitas e-commerce. Secara singkat, konsep dari e-commerce adalah perdagangan yang transaksinya menggunakan perantara perangkat elektronik yang terhubung satu sama lain dalam ruang virtual. E-commerce memiliki dampak positif yang signifikan baik bagi pebisnis, konsumen maupun masyarakat. Perkembangan e-commerce di Indonesia dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, infrastruktur jaringan internet, serta ketersediaan jaringan ketenagalistrikan di mana ketiga faktor tersebut saling berkaitan dalam mempengaruhi perkembangan e-commerce.

contoh essay tentang ekonomi digital

Hendra Samsuri

Perkembangan teknologi dan globalisasi telah menyebabkan perubahan kultur ekonomi masyarakat Indonesia. Era modern seperti sekarang ini, media informatika elektronik atau internet telah menjadi salah satu media yang dimanfaatkan masyarakat dalam melakukan komunikasi dan bisnis. Perkembangan bisnis dalam dunia maya saat ini mulai banyak diminati oleh masyarakat dalam bentuk Online Shop atau transaksi jual beli online (e-commerce). Transaksi jual beli online (e-commerce) merupakan suatu transaksi jual beli (bisnis) dengan menggunakan internet, perkembangan teknologi seperti Smartphone menjadi salah satu penunjang dalam perkembangan bisnis secara online. Perkembangan teknologi dan informatika ini menjadikan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dituntut agar dapat berkompetisi dalam mengembangkan usaha mereka sehingga dapat meningkatkan daya saing dalam melakukan bisnis. Pemanfaatam teknologi informatika ini memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Perkembangan transaksi jual beli secara online ini tentu tidak bisa lepas dari peningkatan pengguna internet di Indonsia. Pengembangan infrastruktur internet oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1980an, berdampak pada peningkatan pengguna internet di Indonesia. Hasil survey APJII Pada tahun 2012 persentase pengguna internet yaitu 24,34%, pada tahun 2013 pengguna internet di Indonesia mencapai 71,19 juta jiwa atau sebanyak 28%, kemudian survey pada tahun 2014 pengguna internet di indonesi mencapai 34,9%. Transaksi jual beli secara online ini tentu merupakan suatu pergesaran budaya dari budaya transaksi tradisional yang masih bisa kita lihat di pasar-pasar tradisional dengan transaksi jual beli di dunia maya (online). Transaksi jual beli tradisional masih menggunakan transaksi langsung dan masih dalam sekala yang kecil (lokal), sedangkan transaksi jual beli menggunakan internet tidak memiliki batasan dalam melakukan transaksi jual beli (pasar global). Sebagai salah satu strategi yang dilakukan masyarakat untuk mendapatkan keuntungan lebih dalam proses bisnis tentu akan berpengaruh terhadap perubahan perilaku masyarakat, perubahan perilaku ini merupakan suatu bentuk adaptasi masyarakat terhadap proses modernisasi.

I Nengah Surata

Pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia, pasar e-commerce menjadi tambang emas yang sangat menggoda bagi sebagian orang yang bisa melihat potensi ke depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan data statistik dari Menkominfo yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka Rp130 triliun.

Apriadi Apriadi

Untuk menambah pengetahuan tentang e-commerce,e-banking,e-payment dan e-marketplace

Misfar Nour

Angga Ghofiru Prasetya

JURNAL HUKUM BISNIS E-COMMERCE

Muhammad Natsir

ABSTRAK Pada era ekonomi digital, penggunaan media internet sebagai sarana perdagangan secara elektronik (e-commerce) mengalami perkembangan yang signifikan. Keberadaan regulasi e-commerce di indonesia belum secara komprehensif dalam memberikan perlindungan hukuk terhadap para pelaku e-commerce.Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu tentang aspek pengaturan hukum bagi pelaksaan e-commerce di Malaysia dan di Indonesia dan tentang pengaturan e-commerce yang diharapkan yang dapat diterapkan di Indonesia. Metode pendekatan yang digunakanadalah yuridis normatif atau penelitian hukum doktrinal, dimana penelitian hukum ini menekankan pada penelaahan dokumen-dokumen hukum dan bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan pokok-pokok permasalahan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum primer dan sekunder. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan hukum di bidang ecommerce pada dasarnya telah diatur dan diakui di Indonesia, namun pengaturan tersebut masih secara parsial atau sebagian dari kegiatan e-commerce, Indonesia belum memiliki regulasi yang mengatur secara spesifik aturan-aturan dasar dan infrastruktur-infrastruktur teknis yang mendukung realisasi e-commerce. Sedangkan Malaysia telah memiliki peraturan khusus bagi pelaksanaan ecommerce. Dimana undang-undang ini mengakomodir undang-undang lainnya yang mendukung pelaksaan e-commerce. Saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah diperlukannya undang-undang khusus yang mengatur e-commerce untuk memberikan perlindungan dan kepastian bagi para pihak yang bertransaksi secara elektronik dan dapat membangun sistem penyelesaian sengketa melalui Online Dispute Resolution. Kata kunci : Urgensi; Pengaturan Hukum; E-Commerce Jurnal Hukum Bisnis Program Studi Dan Teknologi Informasi Sistem Informasi III-B

Mahir Pradana

Today, Indonesian people in urban areas has strong engagement to internet. Almost every activities are necessarily involves the internet and information technology. So, no wonder if the internet now are very demanding to society. This phenomena also arising the enablement of business that using internet as main platform or known as e-commerce. E-commerce is defined as the process of purchasing, sales, transfer or exchange products, services or information via computer network over the internet. With business activity in e-commerce, it can be extending activity and reach consumers more easily. Also the process of transactions are so far in nature conventional modernized by providing online transaction. This article is intended to analyze and discuss about the types of business e-commerce in Indonesia based on the phenoimena and development of the theory underlying information system.

Prasetyo Widagdo

The aim of writing this paper is to analyse the impact of the growth of e-commerce for businesses, consumers and society as well as the extent to which the growth of the e-commerce pushes the growth of regional economic in Indonesia. The methods used in the writing of this paper is literature study using literature from experts both from Indonesia and overseas country as well as in establishing the framework of thought is supported with interviews against the businessman of the e-commerce i.e. clothing online as well as consumers who bought goods online. In developing a framework also supported by the data from the survey institution which published in the credible mass media as well as data from institutions that are related to e-commerce. In brief, the concept of e-commerce is trade transactions using electronic devices that connected each other in a virtual space. E-commerce has significant positive impact both for businesses, consumers or society. These impacts will push the regional economic growth either directly or indirectly, but it potentially caused the economical lag due to the some region which has no electricity INTISARI Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk me 1 nganalisis dampak dari perkembangan e-commerce bagi pebisnis, konsumen dan masyarakat serta sejauh mana perkembangan e-commerce tersebut mendorong ekonomi wilayah di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah studi literatur dengan menggunakan literatur dari para ahli baik dari dalam maupun luar negeri serta dalam membangun kerangka pemikiran didukung dengan wawancara terhadap pelaku e-commerce yaitu penjual pakaian online serta konsumen yang pernah membeli barang secara online. Dalam membangun kerangka pemikiran juga didukung data dari lembaga survei yang dimuat dalam media massa kredibel serta data dari instansi yang terkait dengan aktivitas e-commerce. Secara singkat, konsep dari e-commerce adalah perdagangan yang transaksinya menggunakan perantara perangkat elektronik yang terhubung satu sama lain dalam ruang virtual. E-commerce memiliki dampak positif yang signifikan baik bagi pebisnis, konsumen maupun masyarakat. Dampak-dampak tersebut pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah baik secara langsung maupun tidak langsung, akan tetapi juga dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi terutama ketertinggalan karena belum adanya listrik di suatu wilayah.

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

RELATED PAPERS

SITI SHOPIAH

PRAWIDYA HARIANI RS

muhammad sulaeman afandi

Muhammad sulaem Afandi

Rifda Fadhilah

Reza Romdiansyah

Jurnal MANAJERIAL

Wicaksono Febriantoro

tutik mustajibah

Rizqi Sahtitama

Debby Andriani

fevi anastasya

puji muniarty

Rosa Anjani

Richardus Eko Indrajit

LP2M UIN Salatiga

EMY WIDYASTUTI

arifin ilham

Jurnal Renaissance

Mimin Mintarsih

Alfihanum Pertiwi

Imam Sujono

Nuryama Dalnaveansyah

Jurnal Lex Renaissance

Abdurrahman Mazli

Desi Wulansari

BAYU PRESTIANTO

RELATED TOPICS

  •   We're Hiring!
  •   Help Center
  • Find new research papers in:
  • Health Sciences
  • Earth Sciences
  • Cognitive Science
  • Mathematics
  • Computer Science
  • Academia ©2024

IMAGES

  1. Contoh Essay Ilmiah Ekonomi

    contoh essay tentang ekonomi digital

  2. Contoh Essay Ekonomi

    contoh essay tentang ekonomi digital

  3. Essay Bank Digital

    contoh essay tentang ekonomi digital

  4. (PDF) EKONOMI DIGITAL DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN INDONESIA

    contoh essay tentang ekonomi digital

  5. Ekonomi Digital Essay

    contoh essay tentang ekonomi digital

  6. CONTOH Essay Ekonomi

    contoh essay tentang ekonomi digital

VIDEO

  1. ULANGAN INFORMATIKA TENTANG EKONOMI DIGITAL INDONESIA

  2. Potensi Digital Ekonomi Indonesia

  3. Ulangan Informatika Tentang Ekonomi Digital Indonesia

  4. ulangan informatika tentang ekonomi Digital Indonesia guru pembimbing : sir Sudung Simatupang

  5. BI Goes To Campus Sapa Kota Ambon

  6. Tugas Akhir PembaTIK Level 2 : Implementasi TIK Dalam Pembelajaran Ekonomi Materi Ekonomi Digital

COMMENTS

  1. Ekonomi Digital Dalam Rangka Peningkatan Perekonomian Indonesia

    EKONOMI DIGIT AL D ALAM RANGKA PENINGKA T AN. PEREKONOMIAN INDONESIA. Fadhilah. Email: [email protected]. Abstract. Use of the Internet by the world community is increasing, along with ...

  2. 10 Penelitian Tentang Ekonomi Digital, Referensi Penelitian ...

    Menciptakan Kondisi yang Mendukung Ekonomi Digital: Studi Kasus dari Indonesia. Dalam abstraksi terdapat informasi ini: Ekonomi digital Indonesia diprediksi tumbuh mencapai US$124 miliar di tahun 2025. Dengan besarnya potensi valuasi dari ekonomi digital dan perkembangan inovasi belum diikuti dengan kerangka regulasi yang memadai.

  3. DAFTAR 10 ESAI TERBAIK NATIONAL ESSAY COMPETITION (NEC ...

    Dari 69 peserta yang mendaftar National Essay Competition (NEC) 2019 bertajuk "Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0", telah dilakukan seleksi administrasi dan karya pada 21-27 April 2019 guna menentukan 10 esai terbaik yang lolos ke tahap "PRESENTASI". Berikut 10 esai tersebut: NO. NAMA. PERGURUAN TINGGI.

  4. Ekonomi Digital Essay

    NEW ECONOMY DIGITAL ESSAY "Aplikasi membantu menggerakkan ekonomi Indonesia" Oleh : Riska Sukmawati 1401154423 MB-39-TELKOM UNIVERSITY BANDUNG 2017 TOPIC STATEMENT. Di era modern ini, semua masalah dapat dimudahkan dalam menyelesaikannya seiring dengan perkembangan teknologi, internet, ecommerce, e-business dan hal digitalisasi lainnya.

  5. 4 Contoh Ekonomi Digital di Berbagai Sektor

    Ilustrasi Ekonomi Digital (Freepik) Berikut adalah beberapa contoh ekonomi digital: 1. Contoh Ekonomi Digital Bidang Transportasi. Adanya perkembangan ekonomi digital, maka masyarakat sudah tidak perlu lagi menunggu ojek di pangkalannya. Cukup dengan beberapa kali klik saja pada smartphone, maka ojek yang dipesan bisa datang menjemput.

  6. Ekonomi Digital: Pengertian, Karakteristik, Tujuan & Contohnya

    Contoh Ekonomi Digital. Topik digital economy sebenarnya sangat luas. Supaya memahami bagaimana penerapannya, kami berikan contoh ekonomi digital di sekitar kita. 1. Belanja online. Contoh ekonomi digital yang paling sering kita temui, yaitu aktivitas belanja online. Sebelumnya, saat berbelanja harus langsung datang ke toko.

  7. Ekonomi Digital: Pengertian, Contoh, dan Tantangannya

    Berikut pengertian, contoh, dan tantangannya. Keberadaan ekonomi digital telah mempengaruhi lanskap kegiatan perekonomian di Indonesia. Menteri Keuangan memprediksi, nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai USD 70 miliar pada tahun 2021, dan transaksi pembayaran digital diperkirakan akan mencapai USD 1,2 triliun pada tahun 2025.

  8. Ekonomi Digital: Peluang Dan Tantangan Masa Depan Terhadap Ekonomi

    g perkembangan industri ekonomi digital online di Indonesia melalui ekonomi syariah. Dari hal tersebut, penulis mengajukan paper dengan mengambil judul "Ekonomi Digital: Peluang Dan Tantangan Masa Depan Terhadap Ekonomi Syariah di Indonesia" Instrumen baku guna penilaian ekonomi digital ini adalah website quality, melalui beberapa ...

  9. Contoh Esai Ekonomi Digital

    Dokumen tersebut membahas tentang ekonomi digital dan perannya dalam pemberdayaan UMKM. Secara ringkas: 1) Ekonomi digital memiliki keunggulan seperti jangkauan yang luas dan biaya yang lebih rendah bagi UMKM. 2) Pemerintah, masyarakat, dan akademisi memiliki peran penting dalam mengembangkan ekonomi digital. 3) Ekonomi digital diharapkan dapat memicu kemajuan dan pemberdayaan UMKM sehingga

  10. Ekonomi Digital : The New Face of Indonesia's Economy

    Ekonomi Digital : The New Face of Indonesia's Economy

  11. Ekonomi Digital: Manfaat, Karakteristik, Perkembangan, dan Tantangannya

    Ekonomi Digital: Manfaat, Karakteristik, Perkembangan, dan ...

  12. Merunut Potensi, Tantangan, Regulasi, dan Strategi Nasional Ekonomi

    Ekonomi digital di Indonesia terus berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Potensi ekonomi digital tersebut diharapkan mampu menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia di masa depan. ... Kemudian terdapat pula Permenhub 118/2019 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus, yang mengatur platform transportasi berbasis permintaan ...

  13. MAKALAH "PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL DI INDONESIA"

    View PDF. MAKALAH "PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL DI INDONESIA" DI SUSUN OLEH KELOMPOK I (SATU) KETUA KELOMPOK :YORDAN ALIRAN DAKHI (183304020461) ANGGOTA KELOMPOK 1. RICO PRATAMA (183304020468) 2.

  14. Ekonomi Digital sebagai Pendorong Pertumbuhan dan Transformasi Masa

    Dengan kata lain, ekonomi digital merupakan integrasi teknologi digital ke dalam sektor ekonomi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, serta memberikan pengalaman yang lebih baik kepada konsumen. Misalnya, perusahaan-perusahaan seperti Gojek, Grab, Shopee, dan Tokopedia adalah contoh nyata dari perusahaan yang tumbuh di ekosistem ini.

  15. Essay (Ekonomi Indonesia)

    Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan inovasi bisnis fashion melalui e-commerce dan digital marketing sebagai upaya recovery pasca pandemi Covid-19. Dokumen menjelaskan dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap perekonomian dan bisnis, termasuk bisnis fashion, serta bagaimana memanfaatkan e-commerce dan pemasaran digital untuk menumbuhkan bisnis selama masa pandemi.

  16. Opini: UMKM, Tantangan Pasar dan Solusi Digital

    Lihat kebijakan privasi kami. Dengan Jurnal, pekerjaan yang membutuhkan waktu yang lama dapat diselesaikan secara real time. Pekerjaan akuntansi bulanan dapat diselesaikan dalam beberapa hari saja. Opini Essay UMKM : Tantangan Pasar dan Solusi Digital, dan solusinya adalah berupa penerapan teknologi digital pada jenis usaha ini.

  17. Contoh dan Peluang di Balik Perkembangan Ekonomi Digital

    Seperti yang telah disebutkan di atas, berkembangnya digital economy memengaruhi banyak sektor ekonomi. Berbagai bisnis produk dan jasa perlahan-lahan mulai bertransformasi secara digital. Salah satu contoh ekonomi digital yang membawa perubahan drastis di Indonesia ialah kehadiran Gojek pada 2010.

  18. Essay Inovasi Digital Dan Teknologi

    Essay ini membahas tentang inovasi digital dan teknologi yang diterapkan di perusahaan multifinance selama pandemi, termasuk membuat aplikasi untuk melakukan survey keuangan nasabah dan memberikan ... by dita4rahma-2

  19. Essay Peran Mahasiswa Melalui Pengembangan Teknologi Di Era Digital

    ESSAY PERAN MAHASISWA MELALUI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DI ERA DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PEKERJAAN LAYAK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI MASYARAKAT - Free download as Word Doc (.doc / .docx), PDF File (.pdf), Text File (.txt) or read online for free.

  20. Generasi Muda Jadi Kunci Transformasi Ekonomi Digital RI

    Untuk menggali lebih peran generasi muda dalam ekonomi digital, Y20 menghadirkan Y20 Indonesia 2022 Pre-Summit ke-2 yang mengusung agenda "Transformasi Digital" dalam kaitannya dengan Indonesia Menuju Transformasi Ekonomi Digital yang akan fokus mengulas tentang peran pemuda dalam tata kelola digital dan peningkatan kesadaran finansial digital.

  21. Essay Perkembangan E-Commerce di Indonesia

    The aim of writing this paper is to analyse the impact of the growth of e-commerce for businesses, consumers and society as well as the extent to which the growth of the e-commerce pushes the growth of regional economic in Indonesia. The methods used in the writing of this paper is literature study using literature from experts both from ...

  22. Mahasiswa ITS Raih Juara di Economic National Essay Competition 2020

    Bertemakan Peran Mahasiswa Terhadap Rekonstruksi Pembangunan Ekonomi Pasca Pandemi, Ahmat membawakan essay berjudul Program Gerdunas (Gerakan Digitalisasi UMKM Nasional) untuk mengatasi permasalahan ekonomi masyarakat di tengah pandemi.Menurutnya, hal ini dikarenakan kebijakan di masa pandemi ini sangat berdampak luas terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

  23. Esai Pembangunan Ekonomi Berbasis Sustainable Development Goals

    Dokumen ini membahas tentang Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai kerangka agenda pembangunan berkelanjutan global untuk 15 tahun ke depan yang meliputi 17 tujuan dan 169 target. SDGs merupakan penyempurnaan dari Millenium Development Goals (MDGs) dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara menyeluruh. Tujuan kedelapan SDGs adalah mendorong pertumbuhan ekonomi ...

  24. Essay Memanfaatkan Teknologi Digital Menuju Pendidikan ...

    Essai ini membahas tentang penerapan aplikasi pembelajaran digital VC-Learning untuk mengatasi ketimpangan pendidikan antara pedesaan dan perkotaan di Indonesia. Aplikasi ini diharapkan dapat menyediakan sumber daya pembelajaran secara online untuk siswa di seluruh wilayah melalui dukungan teknologi dan kerja sama pemerintah.